Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta, Kota Paling Banyak Miliki Gedung Pencakar Langit

Kompas.com - 21/01/2016, 16:46 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Sumber CTBUH

KOMPAS.com - Ada 106 pencakar langit setinggi 200 meter atau lebih telah selesai dibangun di seluruh dunia pada sepanjang 2015 ini. Fakta tersebut merupakan rekor dunia baru untuk kategori penyelesaian gedung tinggi dalam setahun.

Penyelesaian pembangunan 106 gedung jangkung pada 2015 itu mengalahkan rekor pada tahun-tahun sebelumnya, termasuk upaya penyelesaian 99 gedung pada 2014. Angka tersebut membuat jumlah gedung dengan tinggi 200 meter atau lebih bertambah menjadi 1.040 di seluruh dunia.

Jumlah lebih dari 1.000 itu merupakan yang pertama kali dalam sejarah dan membuat peningkatan hingga 392 persen sejak 2000, yaitu ketika gedung-gedung tinggi hanya berjumlah 265. Dari 106 gedung jangkung yang dibangun, 13 di antaranya adalah gedung berkategori supertall atau lebih dari 300 meter.

Lagi-lagi jumlah tersebut menimbulkan rekor baru sebagai pembangunan gedung supertall terbanyak selama setahun. Sejak 2010, jumlah gedung supertall di dunia telah bertambah dua kali lipat, dari sebelumnya hanya 50 pada akhir 2010 hingga menjadi 100 pada akhir 2015.

Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH) melansir beberapa fakta yang mengiringi penyelesaian 106 pencakar langit tersebut. Berikut fakta-faktanya:

1. Efek dahsyat

Gedung tertinggi yang selesai dibangun pada 2015 adalah Shanghai Tower dan menjadikannya sebagai gedung tertinggi di China serta gedung kedua tertinggi di dunia dengan tinggi 632 meter.

Penyelesaian Shanghai Tower memberikan efek paling dahsyat pada susunan 10 gedung tertinggi di dunia. Keberadaan Shanghai Tower membuat Willis Tower atau dulunya dikenal Sears Tower setinggi 442 meter keluar dari daftar untuk pertama kalinya dalam waktu 41 tahun.

www.shutterstock.com Gedung-gedung pencakar langit di Jakarta.
2. New York

Gedung tertinggi kedua yang dibangun pada 2015 adalah 432 Park Avenue di New York, Amerika Serikat, dengan tinggi 426 meter.

Saat ini 432 Park Avenue menyandang gelar sebagai gedung residensial tertinggi di dunia dan menjadi gedung supertall  ke-100 di dunia.

3. Asia

Benua Asia untuk kesekian kalinya kembali mendominasi lokasi pembangunan pencakar langit. Sepanjang 2015, Benua Asia menjadi aktor utama dengan berhasil menyelesaikan 81 gedung jangkung yang merepresentasikan 76 persen dari total 106 gedung.

4. Eropa

Tahun 2015 menjadi tahun berarti bagi Benua Eropa karena berhasil menyelesaikan 8 pembangunan gedung tinggi. Angka itu menjadi rekor baru bagi Benua Eropa.

Kedelapan gedung itu tersebar di Rusia sebanyak 5 gedung dan masing-masing 1 gedung di Azerbaijan, Italia, dan Turki. Sementara itu, Amerika Tengah ikut ambil bagian dengan menyumbang empat gedung tinggi.

5. China

Selama 8 tahun terakhir, China menjadi negara paling banyak memiliki gedung setinggi 200 meter atau lebih, yakni 62 gedung.

Jumlah itu merepresentasikan 58 persen dari total penyelesaian gedung selama 2015, tetapi hanya bertambah 2 persen dari rekor 61 gedung pada 2014.

6. Indonesia berada di tempat kedua dengan penyelesaian 9 gedung dan Uni Emirat Arab berada tepat di belakangnya dengan 7 gedung. Sementara itu, di posisi keempat ada Rusia dengan 5 gedung dan Korea Selatan di posisi lima dengan tiga gedung.

7. Jakarta

Jakarta menjadi kota yang paling banyak memiliki gedung setinggi 200 meter atau lebih pada 2015 dengan jumlah 7 gedung. Sementara itu, Nanjing, Nanning, dan Shenzhen di posisi kedua dengan masing-masing menyelesaikan 5 pencakar langit. Total tinggi gedung-gedung yang dibangun di Jakarta mencapai 1.588 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CTBUH
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com