Gedung-gedung perkantoran yang sedianya dibuka dan beroperasi tahun 2015, mundur ke tahun ini.
Akibatnya, pasar ibu kota Jawa Timur ini mengalami seret pasokan perkantoran baru. Hingga akhir 2015 lalu, pasokan kumulatif perkantoran pun hanya mencapai 269.252 meter persegi.
Selain seret pasokan, pasar perkantoran Surabaya juga menunjukkan penurunan kinerja secara semesteran (kuartal IV ke kuartal III) yang ditandai melemahnya tingkat hunian sebesar 3,6 persen menjadi 86,9 persen.
Sebaliknya harga sewa menunjukkan kenaikan 5,9 persen per tahun sejak 2010. Adapun harga sewa rerata secara tahunan tumbuh 19,8 persen menjadi Rp 109.496 per meter persegi per bulan.
"Dampaknya, ada banyak penyewa asing dan domestik yang membutuhkan perkantoran," tutur Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2016).
Dalam empat tahun ke depan, Colliers mencatat, Surabaya akan menambah pasokan perkantoran baru sebanyak 20 gedung yang tersebar di beberapa lokasi.
Lima gedung di antaranya akan dibuka pada Skyline Office Tower, MNC Tower, Pakuwon Center, AMG Tower, dan The Samator Skysuites SOHO.
Kemudian Spazio Tower, Tunjungan Plaza VI, dan Ciputra World Surabaya Skyloft SOHO yang dijadwalkan beroperasi pada 2017.
Sementara enam gedung lainnya beroperasi pada 2018, yakni The Frontage, Marvel City, Praxis Office, Voza Office Tower, Puncak Dharmahusada, dan Signature Gallery.
Lima gedung lainnya dibuka pada 2019 yakni Grand Sungkono Lagoon, Capital Square, One Galaxy, Puncak Bukit Golf Square, Puncak CBD Jajar Tunggal, dan Ciputra World Surabaya SOHO.