Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Hadid Ditolak, Jepang Siapkan Dua Desain Stadion Olimpiade 2020

Kompas.com - 21/12/2015, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

KOMPAS.com - Setelah desain Stadion Olimpiade karya arsitek asal Inggris Zaha Hadid ditolak, Pemerintah Jepang kembali mengeluarkan dua rancangan terbaru untuk stadion yang akan digunakan sebagai venue utama Olimpiade 2020.

Dua desain itu memasukkan unsur kisi-kisi kayu, semak-semak hijau, bentuk stadion cekung dan sentuhan arca atau semacam patung di dalam pembangunan Stadion Olimpiade.

Ditolaknya desain Hadid karena dianggap tidak ada kesesuaian antara Pemerintah Jepang dengan arsitek blasteran Inggris-Irak tersebut.

Bukan hanya soal desain, besaran biaya yang diminta Hadid juga membuat Pemerintah Jepang enggan menggunakan jasa arsitek kenamaan itu.

Sementara itu, proposal desain terbaru yang dirilis ke publik oleh Dewan Olahraga Jepang lebih terlihat bersahaja dalam hal gaya dan juga lebih kecil dibandingkan desain milik Hadid.

Desain A diestimasi akan memakan biaya 149 miliar yen atau lebih dari Rp 16,9 triliun dan desain B akan lebih mahal sedkit menjadi 149,7 miliar yen atau setara dengan Rp 17 triliun.

Perbedaan paling signifikan antara desain Hadid dengan desain sekarang terlihat pada biaya konstruksinya.

Desain A diestimasi akan memakan biaya 149 miliar yen atau lebih dari Rp 16,9 triliun dan desain B akan lebih mahal sedkit menjadi 149,7 miliar yen atau setara dengan Rp 17 triliun.

Jumlah biaya kedua desain tersebut jauh lebih murah ketimbang yang ditawarkan Hadid. Desain kontroversial Hadid dihargai 265 miliar yen atau hampir Rp 30,3 triliun.

Faktor utama yang membuat dua desain terbaru lebih murah daripada desain Hadid adalah pengurangan tinggi konstruksi dan penggunaan kayu-kayu alami.

Hal itu berbanding terbalik dengan desain Hadid yang lebih futuristik dan lengkungan-lengkungan mahal untuk penunjang atap stadion.

Saat ini, dua desain terbaru itu dibuka untuk dikritik publik dan juga atlet sebelum dinilai oleh juri. Desain yang menang akan diserahkan ke Pemerintah Jepang pada akhir tahun untuk mendapat persetujuan.

"Kami akan bekerja keras membuat stadion yang dicintai banyak orang," kata Presiden Dewan Olahraga Jepang, Kazumi Daito.

Daito juga menegaskan akan memberikan prioritas pertama kepada atlet dan memberikan bermacam fasilitas untuk kalangan difabel, lansia, dan anak-anak.

Saat ini, dua desain terbaru itu dibuka untuk penilaian dari publik dan juga atlet sebelum dinilai oleh juri. Desain yang menang akan diserahkan ke Pemerintah Jepang pada akhir tahun untuk mendapat persetujuan.

Desain A memiliki tinggi 164 kaki atau 50 meter. Tinggi ini lebih rendah dari desain Hadid, yaitu 230 kaki atau 70 meter.

Selain itu, Dewan Olahraga Jepang juga menambahkan kisi-kisi kayu, atap datar, eksterior semak-semak untuk membuat stadion berbaur dengan alam sekitar.

Dewan Olahraga Jepang juga menambahkan sentuhan tradisional melalui desain serupa candi dengan menggunakan bentuk dan bahan-bahan alami.

Pusat stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk itu dibuat cekung seperti stadion modern kebanyakan.

Sementara itu desain B direncanakan bakal berdiri setinggi 54 meter. Desain B dibuat lebih halus dengan eksterior dinding kaca yang merefleksikan langit guna menonjolkan unsur-unsur tradisional Asia seperti kayu, tanah, api, logam, dan air.

Para arsitek di balik proposal desain itu yakin mampu menyelesaikan pembangun stadion pada akhir November 2019, persis sebulan sebelum Januari 2020 sesuai permintaan Komite Olimpiade Internasional.

Pemerintah Jepang ingin bergerak cepat dalam hal memilih desain dan memulai konstruksi menyusul kontroversi terhadap penolakan proposal Hadid.

Penolakan itu dilakukan sang Perdana Menteri, Shinzo Abe yang menganggap desain stadion Hadid sangat mahal.

Atas keputusan itu stadion jadi tidak bisa digunakan sebagai tuan rumah Piala Dunia Rugby 2019 seperti yang direncanakan sebelumnya, meskipun tujuan utama tetap Ollimpiade 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau