Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2015, 06:21 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.com - Rumah merupakan surga dunia bagi sang empunya. Namun, tidak semua rumah bebas masalah ketika ditinggali, terutama yang disebabkan oleh listrik.

"Masalah umum listrik di rumah ialah beban berlebih, korsleting, kebocoran, serta kontak langsung dan tidak langsung dengan manusia. Kemungkinan kemungkinan kerusakannya ada pada perangkat listrik, terkena air, dan lainnya," ujar Riyanto Mashan, Country President PT Schneider Electric Indonesia pada Kompas.com.

Untuk itu, Riyanto melanjutkan, akan lebih baik jika pemasangan rangkaian listrik tidak begitu saja diserahkan pada petugas pemasangan. Pemilik rumah juga harus kenal betul aliran listrik dan cara pemakaian yang baik.

Ubah kebiasaan

Untuk mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari masalah arus listrik, ubah kebiasaan penggunaan perangkat listrik di rumah. Pakai satu stop kontak untuk satu steker dan biasakan untuk selalu mencabut steker setelah pemakaian selesai.

Orang seringkali lalai memeriksa instalasi listrik sebelum fungsinya berkurang atau rusak, Padahal, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan setahun sekali dan instalasi perlu diganti dalam jangka waktu lima tahun.

Kedua hal tersebut merupakan antisipasi akan kelayakan perangkat listrik di rumah. Dengan begitu, Anda juga dapat lebih dulu mengetahui jika ada kabel terbuka dan memperbaikinya sebelum terjadi akibat yang lebih besar.

Ketika memasang perangkat listrik, pilih material dengan kualitas terjamin dan bersertifikasi SNI. Perangkat "abal-abal" cenderung mudah panas dan memiliki risiko ledakan lebih besar.

schneider electric Miniature Circuit Breaker (MCB) dan Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB).

Umumnya, setiap rumah dilengkapi dengan MCB atau Mini Circuit Breaker sebagai pengaman terhadap gangguan hubungan pendek dan beban listrik lebih. Alat ini mampu memutus arus listrik korsleting terjadi.

"Ketika pemilik rumah menghubungkan beban berlebih pada instalasi listrik, maka MCB akan secara otomatis memutuskan arus listrik. Hal yang sama terjadi juga saat korsleting karena saat hubungan pendek terjadi arus listrik akan melonjak naik," ujar Riyanto.

Lebih aman, pemasangan MCB dibarengi dengan ELCB atau Earth Leakage Circuit Breaker. SEcara otomatis ELCB mencegah kebocoran arus dan memberikan pengamanan agar manusia tidak tersetrum.

Riyanto menambahkan bahwa ELCB akan memutuskan arus listrik pada tegangan 30mA. Pada level ini, bila terjadi kontak dengan manusia akibatnya hanya sampai pada sesak nafas.

"Pemasangan MCB dan ELCB dilakukan untuk menjaga kemungkinan korsleting dan risiko lainnya yang ditimbulkan oleh arus listrik. Listrik yang digunakan dengan baik akan menjadi kawan rumah kita, namun jika lalai dapat membawa bahaya," ujar Riyanto.

Menciptakan rumah bebas korsleting dan kebocoran arus listrik bukan cuma sekadar impian belaka. Tindakan ini mudah dipahami, bahkan oleh orang awam untuk menyelamatkan "surga dunia"-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau