JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur transportasi darat di beberapa wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek), dinilai dapat menciptakan pusat pertumbuhan properti baru.
Kemudahan akses yang ditimbulkan dari kehadiran sarana infrastruktur transportasi memungkinkan wilayah yang dilintasinya berkembang baik sebagai kawasan permukiman, maupun bisnis.
Pengamat properti dan Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, memaparkan, dukungan infrastruktur transportasi memberikan nilai tambah kawasan. Terlebih jika kawasan tersebut pada dasarnya cukup strategis untuk bisnis dan permukiman.
"Jadi, pembangunan infrastruktur transportasi darat, khususnya di Jakarta, seperti Light Rail Transit (LRT) akan berpengaruh besar bagi pertumbuhan bisnis properti ke depannya,” ujar Panangian kepada Kompas.com, Kamis (26/11/2015).
Pembangunan infrastruktur transportasi untuk mengurangi kemacetan dan memperlancar pergerakan penduduk Jadebotabek, Pemerintah Pusat bersama Pemprov DKI, Pemkab Bogor, Pemkot Tangerang dan Pemkot Bekasi sepakat membangun LRT.
Untuk tahap kedua, panjang total lintasan LRT mencapai 41,5 kilometer. Tahap ini meliputi lintas layanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, Palmerah-Grogol.
Kehadiran LRT ini akan diintegrasikan dengan sarana infrastruktur transportasi lainnya, seperti Mass Rapid Transport (MRT) yang proyeknya sedang dikerjakan, Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang sudah ada, serta Kereta Api Bandara yang segera direalisasikan.
Panangian menyebut wilayah selatan di kawasan Jakarta Timur yang masih masuk dalam ranah administrasi DKI Jakarta sebagai salah satu lokasi yang diuntungkan dengan kehadiran proyek infrastruktur tersebut.
Selain dekat dengan akses Tol Jagorawi dan JORR, lokasi kawasan akan makin strategis jika proyek LRT tahap pertama Cibubur-Cawang selesai.
Selama ini, wilayah tersebut belum banyak tersentuh oleh pengembangan properti besar seperti pembangunan apartemen dan kawasan superblok.
Panangian menilai, pengembangan permukiman vertikal dengan infrastruktur yang memadai dan dilengkapi fasilitas pendukung bagi masyarakat perkotaan modern, menjadi salah satu alternatif terbaik.
"Bahkan, tidak tertutup kemungkinan untuk digarap sebagai kawasan superblok, kondominium, hotel, pusat perbelanjaan, dan office tower," tambah Panangian.
Pengembangan konsep ini sangat dimungkinkan mengingat letak wilayah selatan Jakarta Timur dengan aksesibilitas memadai, akan mendukung pergerakan masyarakat ke pusat-pusat bisnis dan perkantoran di Jakarta, seperti kawasan kawasan segi tiga emas, Thamrin-Sudirman-Kuningan.
Ada pun harga properti yang mungkin digarap dan potensial terserap pasar adalah kelas menengah dengan harga kurang dari Rp 500 juta.
“Masih ada potensi untuk membangun properti kelas menengah di kawasan ini. Dan ini merupakan peluang menjanjikan bagi pengembang, karena pasar di kelas ini sangat besar untuk digarap,” tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.