Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Properti Subur, Developer Jepang Bidik Indonesia!

Kompas.com - 10/11/2015, 07:16 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com - Pertumbuhan properti Tanah Air secara umum mengalami tren perlambatan. Namun, peluangnya tetap terbuka. Bahkan, pasar properti mulai tumbuh di wilayah-wilayah luar Jabodetabek, termasuk di luar Pulau Jawa.

Yang menarik dari pertumbuhan itu adalah masuknya developer Jepang di pasar properti Indonesia. Bila dirunut ke belakang, investasi asing, khususnya Jepang, memang telah lama masuk ke Indonesia.

Mereka bahkan merambah ke banyak sektor, mulai perumahan, kawasan industri, perkantoran, apartemen, hingga pusat perbelanjaan.

Dilansir oleh Kompas.com (26/10/2015), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat hingga kuartal III-2015, investasi Jepang mencapai 917,3 juta dollar AS untuk 399 proyek.

Indonesia, khususnya Jakarta, memang menjadi incaran utama investor Jepang. Pertumbuhan pasar properti ada pada rentang 10 persen hingga 30 persen per tahun.

Investasi Jepang sejak beberapa tahun terakhir masih didominasi oleh mereka yang sebenarnya sudah aktif di Indonesia. Salah satunya adalah Tokyu Land.

Setelah berkolaborasi dengan Jakarta Setiabudi International membangun Setiabudi Skygarden, Tokyuland jalan sendiri dengan menggarap Branz BSD dan Branz Simatupang.

Selain Tokyuland, nama-nama perusahaan kakap macam Mitsui Corporation, JAL Hotels Corporation, Sumitomo, Kyoei Corporation, dan Shimizu Corporation memang sudah mewarnai pasar properti nasional lebih dulu. Selanjutnya, dibuntuti dengan Marubeni, Kajima, Sojitz, dan Itochu sebagai generasi berikutnya.

Menariknya, perusahaan-perusahaan ini tak hanya berbisnis inti sebagai developer, namun juga kontraktor. Mereka ikut memberi pengaruh pada pertumbuhan perekonomian nasional dalam mewujudkan kawasan industri.

Daya tarik pasar

Pasar properti Indonesia memang banyak diincar oleh investor asing. Selain Jepang, beberapa negara lain seperti China dan Swiss juga sudah menjadi pemain di sini.

Dalam himpitan ekonomi seperti saat ini, properti tetap menjadi investasi yang masih melaju. Sejak perekonomian melemah, tren investasi di Indonesia mengerucut pada sektor properti.

Thinkstock Properti masih menjadi favorit orang Indonesia di antara semua instrumen investasi.

Wajar saja, infrastruktur yang semakin mapan mampu mengubah peta bisnis sektor properti secara signifikan. Terutama pembangunan infrastruktur jalan tol, dan jaringan rel kereta api berbasis konektivitas. Bahkan, sudah dilengkapi dengan transportasi publik.

Saat ini, yang menjadi perhatian utama adalah kawasan metropolitan Jabodetabek. Adapun spesifik targetnya adalah kaum urban. Mereka menjadi ceruk pasar baru bagi para pengembang. Penggunaan hunian seperti apartemen atau kondominium sudah menjadi kebutuhan bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi.

Beberapa pertimbangan di antaranya, rumah tapak dengan lokasi strategis sudah tak terjangkau harganya. Kalaupun masih ada, biasanya terletak jauh dari pusat kota dan perkantoran.

Kedua, mereka hanya ingin berinvestasi karena sudah memiliki rumah primer sehingga apartemen dijadikan sebagai hunian kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau