Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Sungai Ciliwung Terhambat Pembebasan Lahan

Kompas.com - 05/11/2015, 09:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menangani banjir di Jakarta. Salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai Ciliwung.

Namun hingga kini, upaya tersebut masih jauh panggang dari api. Normalisasi sungai Ciliwung bukanlah proyek baru, melainkan proyek yang sudah ada rancangan induknya sejak 1973.

Pengerjaan nyatanya sendiri baru bisa dilakukan selama beberapa tahun ke belakang, tepatnya pada 2013.

Sungai Ciliwung memiliki hulu di Bogor, tepatnya di Gunung Pangrango dan bermuara di Muara Angke, Jakarta. Secara umum, sungai Ciliwung memiliki luas mencapai 337 kilometer persegi dan panjang 109,7 km.

Kemiringan rata-rata mencapai 1/70 atau 6,3 sampai 1500 dpl. Curah hujan tahunan mencapai angka 2.500 mm. Secara tak langsung, kondisi tersebut juga turut menyulitkan proses normalisasi sungai Ciliwung.

"Kondisi luas sungai menyulitkan pengelolaan. Selain itu, permukaan sungai-sungai di Jakarta, termasuk Ciliwung ini dangkal, beda dengan Bogor. Jadi hal itu yang menyebabkan banjir," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwubg-Cisadane T. Iskandar, di Bekasi, Rabu (4/11/2015).

Banyaknya sampah dan pemukiman di sekitar sungai Ciliwung juga memberikan dampak besar banjir Jakarta yang secara musiman datang terus menerus. Karena itu, normalisasi sungai Ciliwung ini akan meliputi pelebaran pada sisi-sisi sungai dengan panjang antara 35-50 meter.

Selain itu normalisasi juga akan dilakukan dengan memperkuat tebing, membangun tanggul, membangun jalan inspeksi selebar 6-8 meter di sepanjang dan meningkatkan daya tampung air dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Proses pengerjaan normalisasi Kali Ciliwung di kawasan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2015). Bidaracina merupakan kawasan yang akan digusur terkait proyek normalisasi dan sodetan Kali Ciliwung.
Pekerjaan normalisasi sungai Ciliwung dibagi dalam empat paket dengan total panjang mencapai 19 kilometer. Paket pertama, sepanjang 4,89 kilometet dari pintu air Manggarai sampai jembatan Kampung Melayu dengan kebutuhan lahan 14,64 hektar.

Paket kedua sepanjang 6,61 kilometer dari jembatan Kampung Melayu sampai jembatan Kalibata dengan kebutuhan lahan mencapai 26,97 hektar. Paket ketiga sepanjang 6,49 kilometer dari jembatan Kalibata sampai Jembatan Condet dengan kebutuhan lahan 7,63 hektar.

Paket keempat sepanjang 6,18 kilometer dari jembatan Condet ke jembatan Tol JORR TB Simatupang dengan kebutuhan lahan 44,76 hektar.

Keempat paket tersebut menelan biaya APBN senilai Rp 1,18 triliun dan sudah dikerjakan sejak Desember 2013. Diperkirakan akan selesai pada Desember 2016. Namun hingga kini, progres keempat paket itu masih terbilang lambat.

"Sejak Agustus 2015 kemarin, progres pengerjaan fisik paket pertama baru 30,028 persen, paket kedua 31,129 persen, paket ketiga 33,525 persen, dan paket keempat 36,24 persen. Padahal seharusnya tahun ini semua sudah 70 persen," jelas Iskandar.

Iskandar juga mengakui bahwa lambatnya progres normalisasi Ciliwung karena sulitnya membebaskan lahan di sekitar bantaran sungai. Hingga kini, pembebasan lahan baru mencapai 9,99 hektar dari total kebutuhan lahan yang mencapai 94 hektar.

Saksikan video kehidupan warga Bidaracina di sekitar Sungai Ciliwung:

Kompas Video Mereka yang Akan Digusur di Bidaracina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau