Pengerjaan nyatanya sendiri baru bisa dilakukan selama beberapa tahun ke belakang, tepatnya pada 2013.
Sungai Ciliwung memiliki hulu di Bogor, tepatnya di Gunung Pangrango dan bermuara di Muara Angke, Jakarta. Secara umum, sungai Ciliwung memiliki luas mencapai 337 kilometer persegi dan panjang 109,7 km.
Kemiringan rata-rata mencapai 1/70 atau 6,3 sampai 1500 dpl. Curah hujan tahunan mencapai angka 2.500 mm. Secara tak langsung, kondisi tersebut juga turut menyulitkan proses normalisasi sungai Ciliwung.
"Kondisi luas sungai menyulitkan pengelolaan. Selain itu, permukaan sungai-sungai di Jakarta, termasuk Ciliwung ini dangkal, beda dengan Bogor. Jadi hal itu yang menyebabkan banjir," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwubg-Cisadane T. Iskandar, di Bekasi, Rabu (4/11/2015).
Banyaknya sampah dan pemukiman di sekitar sungai Ciliwung juga memberikan dampak besar banjir Jakarta yang secara musiman datang terus menerus. Karena itu, normalisasi sungai Ciliwung ini akan meliputi pelebaran pada sisi-sisi sungai dengan panjang antara 35-50 meter.
Selain itu normalisasi juga akan dilakukan dengan memperkuat tebing, membangun tanggul, membangun jalan inspeksi selebar 6-8 meter di sepanjang dan meningkatkan daya tampung air dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik.
Paket kedua sepanjang 6,61 kilometer dari jembatan Kampung Melayu sampai jembatan Kalibata dengan kebutuhan lahan mencapai 26,97 hektar. Paket ketiga sepanjang 6,49 kilometer dari jembatan Kalibata sampai Jembatan Condet dengan kebutuhan lahan 7,63 hektar.
Paket keempat sepanjang 6,18 kilometer dari jembatan Condet ke jembatan Tol JORR TB Simatupang dengan kebutuhan lahan 44,76 hektar.
Keempat paket tersebut menelan biaya APBN senilai Rp 1,18 triliun dan sudah dikerjakan sejak Desember 2013. Diperkirakan akan selesai pada Desember 2016. Namun hingga kini, progres keempat paket itu masih terbilang lambat.
"Sejak Agustus 2015 kemarin, progres pengerjaan fisik paket pertama baru 30,028 persen, paket kedua 31,129 persen, paket ketiga 33,525 persen, dan paket keempat 36,24 persen. Padahal seharusnya tahun ini semua sudah 70 persen," jelas Iskandar.
Iskandar juga mengakui bahwa lambatnya progres normalisasi Ciliwung karena sulitnya membebaskan lahan di sekitar bantaran sungai. Hingga kini, pembebasan lahan baru mencapai 9,99 hektar dari total kebutuhan lahan yang mencapai 94 hektar.
Saksikan video kehidupan warga Bidaracina di sekitar Sungai Ciliwung: