Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2015, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini, boleh dikatakan sebagai tahun kebangkitan kiprah pengembang-pengembang Jepang di Indonesia. Setelah Toyota Housing Corporation, dan Tokyu Land Corporation, menggulirkan apartemen anyar di Cikarang, Jawa Barat, giliran Sojitz Corporation. 

Nama terakhir ini, sejatinya telah digandeng Sinarmas Land Group melalui pembentukan usaha patungan bernama PT Puridelta Lestari Tbk. Mereka mengembangkan kota mandiri bertajuk Kota Deltamas di Cikarang. Namun, gaungnya menggema kembali saat keduanya menghadirkan apartemen servis.  

Proyek apartemen terbaru ini terdiri dari lima lantai dengan 126 kamar dan berlokasi di area strategis yakni lot komersial Blok H 06 seluas 1,25 hektar. Properti hunian ini akan dilengkapi dengan kolam renang, ruang pertemuan, ruang pijat, jacuzzi, taman dalam ruang, mini market dan fasilitas lainnya. 

Pembangunan apartemen servis ini dipercayakan kepada kontraktor yang juga berasal dari Jepang yakni PT Tokyu Construction Indonesia dan direncanakan dapat beroperasi pada pertengahan 2016.  

Wakil Presiden Direktur PT Puradelta Lestari Tbk Masahiro Koizumi, mengatakan, kehadiran apartemen servis ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan hunian di seputar Cikarang, khususnya bagi ekpatriat yang bekerja di Greenland International Industrial Center (GIIC) dan daerah industri sekitarnya.  

"Produk properti ini menjadi jawaban untuk kebutuhan hunian bagi para pelaku bisnis dan industri di kawasan tersebut," ujar Koizumi seperti dikutip Kompas.com, Selasa (22/9/2015). 

thinkstock Ilustrasi apartemen
Selain kawasan industri, kota mandiri ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendidikan. Terbaru hadir universitas dari Korea Selatan yang telah memulai konstruksi gedungnya. Menyusul kemudian pembangunan AEON Mall dan Japan Town. 

Investasi asing, khususnya Jepang, memang telah lama masuk pasar properti Indonesia, yakni sejak 1973. Mereka merambah segala sektor, mulai dari  perumahan , kawasan industri, perkantoran, hingga pusat belanja. 

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat hingga kuartal III-2015, investasi Jepang mencapai 917,3 juta dollar AS untuk 399 proyek. Indonesia, khususnya Jakarta, memang menjadi incaran utama investor Jepang. Pertumbuhan pasar propertinya sekitar 10 persen-30 persen per tahun. 

CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono menjelaskan, investasi Jepang sejak beberapa tahun terakhir masih didominasi oleh mereka yang sebenarnya sudah aktif di Indonesia. 
Beberapa di antaranya adalah Tokyu Land, setelah berkolaborasi dengan Jakarta Setiabudi International membangun Setiabudi Skygarden, mereka jalan sendiri dengan menggarap Branz BSD dan Branz Simatupang. 

Rekam jejak para investor Negeri Sakura ini sejatinya sebanyak jumlah properti yang terbangun selama tiga dekade terakhir. Nama-nama perusahaan kakap macam Mitsui Corporation, JAL Hotels Corporation, Tokyu Land, Sumitomo, Kyoei Corporation, dan Shimizu Corporation termasuk generasi pertama yang jeli menangkap peluang menjanjikan yang ditawarkan industri properti Nasional. 

Menyusul kemudian Marubeni, Kajima, Sojitz, Itochu sebagai generasi berikutnya. Menariknya, perusahaan-perusahaan ini tak hanya berbisnis inti sebagai developer juga kontraktor. 
Proyek-proyek yang mereka bangun mewujud menjadi properti-properti yang berpengaruh. Bahkan beberapa di antaranya berkontribusi positif dan mendorong pertumbuhan perekonomian Nasional, seperti kawasan industri. 

branzbsd BRANZ BSD
Jenis properti ini ditempati oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang membangun pabrik sekaligus berproduksi di sini. Sebagian besar bergerak di bidang industri otomotif, makanan, kimia, material bangunan dan lain sebagainya yang menyerap banyak tenaga kerja. 

Kloter pertama investor Jepang yang menggarap pasar properti Indonesia kurun 1970-an cenderung simultan. Mereka datang berbarengan dengan tawaran fulus menantang. Dana yang masuk bisa jauh lebih besar dari yang termonitor.

Kendati beberapa dari investor tersebut menggunakan jasa konsultan properti, tak kalah banyak yang bergerilya sendiri. Mereka menghubungi langsung pengembang/mitra lokal atau kontak melalui jaringan lain. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com