JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, di antara komunitas pembangunan, urbanisasi dipilih sebagai pilar pembangunan. Menurut Sekretaris Jenderal UN Conference on Housing and Sustainable Urban Development, Joan Clos terdapat kaitan yang erat antara pembangunan dan urbanisasi.
Hal tersebut, terbukti setelah Perang Dunia II, Jepang, Korea, dan akhir-akhir ini China sudah memimpin proses pembangunan dengan berdasar pada urbanisasi.
"Selama ini, pada pembahasan para pakar, urbanisasi tidak selalu dibahas sebagai perangkat pembangunan. Jika bertanya apa perangkat pembangunan, mungkin jawaban pertama yang diterima adalah infrastruktur," ujar Clos saat sambutan acara Asia Pacific Regional Meeting di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, (21/10/2015).
Jika mengharapkan jawaban terperinci, kata Clos, perangkat pembangunan hanya meliputi infrastruktur dan energi. Menyusul setelah itu adalah pendidikan dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Urbanisasi seringkali baru muncul di deretan terakhir jika dikaitkan dengan hal-hal dasar pembangunan. Menurut Clos, hal ini justru tidak sesuai dengan konsep.
Padahal, urbanisasi mengubah elemen-elemen konstruksi masyarakat dan mempersiapkan lahan untuk terjadinya pembangunan. Urbanisasi adalah cara manusia agar cepat belajar mendapatkan pengetahuan. Dengan mengakumulasi pengetahuan, pemerintah bisa mentransformasi masyarakat.
"Asia adalah contoh hubungan akrab urbanisasi dan pembangunan. Kalau kita cari unsur pembangunan, kita harus berinvestasi pada urbanisasi. Namun, kesalahapahaman yang harus diperbaiki adalah tidak semua urbn mengalami hasil yang sama di setiap daerah," jelas Clos.
Dengan keluaran atau hasil yang berbeda, sebut dia, pertanyaan mendasar lainnya dalam pembangunan, adalah bagaimana menciptakan urbanisasi yang bermanfaat.
Terdapat beberapa gagasan yang harus dipahami terkait ubanisasi dan pembangunan. Menurut Clos, urbanisasi adalah ciptaan atau rancangan manusia, seperti budaya.
Dengan demikian, selalu terjadi perubahan dalam prosesnya. Kualitas rancangan yang muncul dari urbanisasi, bisa bermacam-macam, mulai dari baik sekali, baik, cukup, buruk, atau buruk sekali, sehingga tidak semua hasilnya sama dalam satu kategori.
Kualitas urbanisasi yang baik, cenderung terjadi pada urbanisasi besar yang terencana. Jika dilakukan secara spontan, maka urbanisasi tidak menghasilkan pembangunan dan memberikan tanggung jawab khusus pembuat kebijakan di tingkat lokal.
"Harus ada yang membuat keputusan urbanisasi. Urbanisasi tidak terjadi secara kebetulan. Mungkin ada yang secara tidak sengaja membuat keputusan dan berpengaruh terhadap kualitas urbanisasi. Karena, kualitas keputusan itulah menentukan bagaimana pembangunan yang dihasilkan," tandas Clos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.