Mochtar mengatakan, dibandingkan wilayah koridor timur Jakarta lainnya, misalnya Bekasi Barat dan Bekasi Timur, Cikarang diperkirakan bakal lebih cepat berkembang menjadi kawasan alternatif hunian (residensial) dan komersial. Kawasan tersebut bahkan dapat menjadi menjadi kota mandiri dalam kurun tiga sampai lima tahun ke depan.
Saat ini Cikarang sendiri sudah menjadi satu dari tujuh zona kawasan industri di Kabupaten Bekasi. Ada sekitar 4.000 perusahaan berlokasi di wilayah tersebut dan diperkirakan sebanyak 21.000 ekspatriat bekerja di wilayah Cikarang dan sekitarnya.
Pengamat properti dari Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan bahwa ke depannya kawasan Cikarang punya peluang besar menjadi basis ekonomi baru. Dengan potensi ekonomi yang berbeda dengan kawasan lain di Jabodetabek, kawasan tersebut akan terus bertumbuh menjadi kawasan industri besar.
Seperti diketahui, ada tiga kawasan industri besar di kawasan itu, yakni Jababeka sekitar 5.000 hektare, Lippo Cikarang 3.000 hektare lebih, dan Delta Mas seluas 3.000 hektare.
Ketiganya masing-masing menciptakan kawasan terintegrasi dan menjadikannya sebagai kawasan industri terbesar di dunia.
"Saat ini banyak perusahaan Jepang yang pindah ke kawasan Cikarang untuk membangun industri otomatif. Selain itu, ada juga dari Tiongkok. Ini sangat luar biasa dan membuat kawasan Cikarang menjadi besar di masa mendatang," kata Ali.
Dia menambahkan, dampak pertumbuhan industri di Cikarang saat ini bakal mendorong prospek bisnis properti menjadi lebih besar dan kuat. Pertumbuhan ekonomi di kawasan itu bisa mengalahkan kawasan lain. Apalagi, kedepannya akan hadir mal, hotel, dan apartemen untuk kelas menegah atas.
Pertumbuhan tersebut, lanjut Ali, dipicu oleh kehadiran ekspatriat di kawasan ini yang membutuhkan tempat tinggal. Hdirnya ekspatriat yang mencapai 20 ribu lebih ke kawasan itu membuka peluang tingginya permintaan hunian dan tempat tinggal.
"Saat ini sudah mulai banyak pengembang yang melirik kawasan industri tersebut. Mereka mulai membangun hunian yang disesuaikan dengan kebutuhan gaya hidup para ekspatriat," kata Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.