KOMPAS.com –
Pada 1980-an silam tak banyak orang bisa memprediksi bahwa kawasan Serpong,
Tangerang Selatan, dapat berkembang sepesat sekarang. Kemajuannya tak membutuhkan waktu lama.
Sebagai salah satu penyangga Ibu Kota, Tangerang Selatan, khususnya Bumi Serpong Damai (BSD) City begitu cepat menumbuhkan pembangunan infrastruktur, kawasan industri, pergudangan, perumahan, permukiman hingga properti lainnya seperti apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan. Tak banyak yang tahu, bahwa kawasan ini dulunya adalah hutan karet sepi dan jauh dari kata modern.
Membangun kotaTak disangka, hutan karet itu hanya membutuhkan waktu sekitar dua dekade untuk mengubah wajahnya menjadi kawasan urban. Pembangunan infrastruktur jalan beriringan dengan datangnya para pengembang yang mulai membangun proyek properti rakasasa. Hal itu mulai terasa sejak memasukin era tahun 2000.
Data KONTAN menunjukkan, pada 2014 lalu pengamat properti Bangga Nirwanjaya menuturkan bahwa harga tanah di wilayah ini berada pada kisaran Rp 10 juta per meter persegi. Bahkan, rumah termurah di BSD City, misalnya, sudah dihargai Rp 12 juta per meter persegi.
Patokan harga itu mengalahkan nilai tanah di Ibu Kota. Di kawasan Jakarta Timur, misalnya, pada 2013 kuartal ketiga masih berkisar Rp 5,63 juta per meter persegi.
Disebut sebagai kota mandiri, kawasan BSD City kini memang semakin unjuk diri sebagai kawasan elit yang lengkap oleh aneka fasilitasnya. Beberapa ruas tol yang melengkapi sarananya antara lain BSD-Bintaro-Pondok Indah-TB Simatupang dan tol lingkar luar Bintaro-BSD.
Shutterstock Data dari KONTAN menunjukkan, pada 2014 lalu pengamat properti Bangga Nirwanjaya menuturkan bahwa harga tanah di wilayah ini berada pada kisaran Rp 10 juta per meter persegi. Bahkan, rumah termurah di BSD City, misalnya, sudah dihargai Rp 12 juta per meter persegi.
Soal fasilitas lainnya, kawasan ini sudah ditopang beberapa rumah sakit besar, sekolah bertaraf internasional dan perguruan tinggi. Beberapa rumah sakit yang berada di kawasan ini diantaranya, Rumah Sakit Medika BSD, Omni Hospital, Eka Hospital, Bethsaida dan Siloam Hospital. Sedangkan perguruan tinggi yang melengkapi kawasan tersebut, Swiss German University, Universitas Pelita Harapan, Binus University, serta Universitas Media Nusantara.
Belakangan, kawasan ini juga dilengkapi berbagai sarana hiburan, seperti Ocean Park BSD, TerasKota. Tak heran, saat pengembang dan operator pusat perbelanjaan terbesar di Jepang membangun pusat perbelanjaan dan gaya hidup AEON Mall di lahan seluas 10 hektar di kawasan BSD City.Belum lagi saat fasilitas Meeting, Incentive, Conferences, and Exhibition (MICE) tersbesar se-Asia Tenggara ICE-BSD yang kini juga berdiri di sana, membuktikan bahwa kawasan tersebut telah menjadi kota mandiri. Sarana transportasinya pun lengkap. Selain memiliki feeder busway yang akan mengantarkan penumpang ke Ibu Kota, Jalur kereta api listrik (KRL) ke arah Jakarta juga tersedia.
Pamor kawasan elitSegala fasilitas dan sarana menjadikan daya jual kawasan Serpong kian menawan. Alhasil, pamor Serpong sebagai kawasan properti yang prospektif semakin benderang. Harga properti di Serpong pun kian mahal.
Kini, bukan hanya permukiman yang terbangun di sana, hunian vertikal khususnya apartemen mulai hadir di kawasan tersebut. Tak main-main, langsung pengembang properti kelas premium yang “bermain” di sini.
Jangan tanya harga rumah di sana, karena banderolnya sudah mencapai miliaran rupiah. Kalaupun ada yang berbanderol ratusan juta rupiah, umumnya berlokasi jauh dari “pusat kota” Serpong.
Situasi tersebut tak luput dari bidikan para pengembang apartemen. Permintaan akan properti hunian di Serpong terus mengalir sehingga para pengembang semakin giat memenangkan pasar hunian vertikal.
Seiring berjalannya waktu, kawasan tengah kota bakal padat. Harga unit properti di sana juga kian tak terjangkau untuk kegiatan bisnis maupun investasi. Bukan tidak mungkin, nantinya kawasan penyangga Ibu Kota seperti BSD City menjadi tempat alihan pebisnis yang baru.
Shutterstock Potensi keuntungan dari apartemen yang dijual kembali sebelum seluruh gedung terbangun mencapai 30 persen sampai 50 persen - data Colliers International Indonesia.
Pertumbuhan margin investasi apartemen di Serpong pada 2014, menurut para pengamat dan konsultan properti, juga tidak akan berbeda dengan laju pertumbuhan rumah tapak di Serpong sekarang ini. Keuntungannya bisa di atas 30 persen.
Keadaan itu dapat dirujuk untuk memprediksi masa depan investasi apartemen di Serpong, terutama BSD. Dengan semakin kuatnya peluang Serpong menjadi pusat bisnis baru, apartemen akan menjadi investasi yang menjanjikan.
Siap berpaling ke BSD?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.