JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep rumah pintar bukanlah konsep yang tabu atau jauh dari jangkauan. Pengertian rumah pintar atau smart home adalah rumah dengan konsep hunian yang menghubungkan peralatan elektronk di dalamnya dan akses melalui ponsel pintar.
Menurut Direktur PT Media Perkasa Propertindo, Amri Showfial, dengan kata lain rumah pintar adalah saat peralatan elektronik di rumah bisa dikontrol melalui telepon genggam.
"Mau menyalakan televisi, AC, radio, tutup gorden, dan buka pintu, semua pakai handphone. Kalau ditanya prospek ke depannya, luar biasa," ujar Amri kepada KOMPAS.com di Jakarta, Selasa (12/8/015).
Dia melanjutkan, saat ini saja pada perkembangan internet Indonesia masuk peringkat 6 besar dunia. Sementara untuk perkembangan ponsel, sebanyak 90 persen penduduk di Indonesia memakai telepon pintar berbasis operator Android. Hal tersebut, lanjut Amri, akan mendukung perkembangan rumah pintar di Indonesia.
Pada produk RF Life Cube, fitur-fitur yang ada pada SmartHome Inside antara lain mengatur lampu, pendingin ruangan, dan alat-alat elektronik lainnya di dalam rumah. Pada pengaturan barang-barang elektronik, menurut Amri, penghuni tidak perlu khawatir peralatan tersebut sudah mati atau belum ketika ditinggal bepergian. Pasalnya, penghuni bisa mematikan lampu meski tidak sedang berada di rumah karena cukup dilakukan melalui telepon genggam.
Selain itu, Amri mengklaim, rumah pintar juga hemat listrik. Ia mencontohkan pemakaian pemanas air (water heater) dan pendingin ruangan (air conditioner) yang menarik daya cukup tinggi saat dibiarkan menyala."Kalau dengan smart home kita bisa tentukan 15 menit sebelum pulang kantor, misalnya, AC, water heater,dan lampu, dinyalakan. Jadi, saat sampai di rumah semua ruangan sudah dingin dan air sudah panas," kata Amri.
Sementara itu, untuk memastikan keamanan, penghuni juga bisa memasang fitur finger door lock atau pengunci otomatis dengan sidik jari. Selain dengan sidik jari, konsep rumah pintar juga memungkinkan penghuni memasang kartu khusus sebagai pembuka kunci ataupun menggunakan aplikasi di telepon pintar.
Untuk kamera pengawas atau CCTV, penghuni juga bisa memantaunya dari mana saja, baik kamera di dalam atau luar ruangan.
"Dengan sensor CCTV, kalau ada pencuri, handphone saya bunyi dan saya bisa sambungkan ke sekuriti," jelas Amri.
Dengan adanya fitur rumah pintar, Amri juga mengklaim harga rumah tersebut bisa lebih bernilai. Kenaikkannya pun tidak tanggung-tanggung.
"Bisa 50 persen kenaikkannya. Seminimal-minimalnya 20 persen," katanya.
Namun begitu, hal itu bergantung juga kepada kebijakan pengembang atau penjual rumah, bahwa konsep rumah pintar tersebut dijadikan gimmick atau tidak. Pasalnya, pemakaian rumah pintar di setiap rumah bisa berbeda jenisnya.
Dia mengatakan, tak semua rumah yang memiliki konsep rumah pintar saat ini menggunakan fitur serupa. Amri menjelaskan, untuk penyiram tanaman secara otomatis misalnya, ada orang senagaj memasangnya, namun ada juga yang tidak.
"Kalau misalnya pengembang pakai gimmick hadiah umroh, pembeli bisa estimasi berapa harganya, lalu minta diskon dengan alasan tidak mau umroh. Kalau pakai smart home, orang sulit bisa menebak harganya," kata Amri.
Baca juga: Cara Cerdas Memilih Alat Elektronik untuk Rumah Minimalis!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.