Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marcellus Chandra, Bermodal Nekat Membangun Lima Proyek Properti

Kompas.com - 06/07/2015, 14:00 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Empat tahun lalu, tanah seluas 8.000 meter persegi di kawasan Nusa Dua, Bali, itu masih kosong melompong. Isinya cuma hutan lebat dan semak perdu. Jangankan melangkah ke situ, turun dari mobil pun orang akan enggan. Siapa sudi membeli sepetak tanah di situ seharga Rp 6 miliar?

Boleh jadi, cuma orang bermodal nekad yang bisa menjadikan tanah seharga miliaran itu laku dibeli orang. Orang itu adalah Marcellus Chandra, Presiden Direktur PT Prioritas Land Indonesia, yang ditemui KOMPAS.com, Sabtu (4/7/2015) lalu.

"Enam bulan kemudian ternyata laku, dan awalnya memang tak semulus itu menjualnya. Saya ajak calon customer ke situ. Jangankan melihat lokasinya, turun dari mobil saja mereka tak mau. Pusing kepala saya," kata lelaki akrab disapa Marcell itu seraya terbahak.

Ia akui, bukan cuma rasa percaya diri dibutuhkan untuk terjun sebagai pemula di dunia properti, tapi juga modal nekad. Tanpa itu, lanjut dia, membuat keputusan bisnis akan sulit, terutama untuk menakar risiko dan menghitung keuntungan.

"Dari kecil saya selalu suka dan terinspirasi mendengar cerita tentang pengembang-pengembang besar yang luar biasa. Seperti Ciputra misalnya, dia bisa menciptakan dinasti properti dengan nilai bisnis triliunan. Cita-cita saya, saya ingin seperti itu," ujar Marcell.

Insiyur teknik sipil di University of New South Wales (UNSW), Australia, itu mengisahkan awal perjalanannya mendirikan Prioritas Land Indonesia pada 2011 bersama rekannya, Victor Irawan. Saat masih studi di Negeri Kanguru itu, Marcell mengaku, dirinya adalah pribadi yang kaku, tidak bergaul, dan susah bicara di depan orang banyak.

"Jangankan ngomong, bertemu cewek saja saya malu. Bicara di depan 50 orang itu saya bisa terkencing-kencing. Prinsip saya, lebih baik mati daripada bicara di depan orang banyak. Stres saya," kenang Marcell, lagi-lagi.

Sepulang dari Australia pada 2005 itulah ia memutuskan terjun ke dunia penjualan. Ia sempat mengenyam pengalaman sebagai penjual jasa TV kabel. Berminggu-minggu ia ditempa, dari pintu ke pintu menawarkan jasa itu. Ia akui, sejak itulah kepribadiannya berubah. 

"Sekarang, mau bicara dengan berapa banyak orang, pasti saya ladeni," katanya.

Dok PT Prioritas Land Indonesia Marcellus Cahndra bersama rekannya, Victor Irawan, mendirikan PT Prioritas Land Indonesia pada 2011 lalu.
Pertemuannya dengan Victor pada 2010 membawa cita-citanya melaju sesuai harapan. Seolah gayung bersambut, ia dan Victor ternyata satu visi, yaitu sama-sama ingin berbisnis properti. Jadilah mereka ke Bali, keliling mencari lahan.

Sampai akhirnya, keduanya sepakat membeli lahan seluas 8.000 meter persegi di kawasan Nusa Dua. Lahan berupa hutan lebat dan semak perdu itu dirancangnya dengan konsep vila bernama "Majestic Point Villas".

"Waktu itu kami jual per unit Rp 6 miliar, sekarang harganya sudah Rp 15 miliar. Cuma tiga tahun, naiknya tiga kali lipat. Kemarin saya bertemu dengan salah satu pembeli dan dia bilang untung banyak sekali setelah dijual lagi Rp 15 miliar. Edan, lebih untung dari kami sebagai pengembangnya," tuturnya.

Diapit raksasa

Muda dan selalu bergairah. Itulah kunci sukses Marcell mengelola bisnis propertinya di bawah bendera Prioritas. Terhitung setelah proyek pertama di Nusa Dua itu, hanya dalam waktu tiga tahun Prioritas membangun lima proyek properti besar hingga hari ini. Dari Bali, Marcell bertutur, ia lalu mencaplok kawasan Gading Serpong, Tangerang.

Di situlah modal nekadnya kembali diuji. Maklum, menurut Marcell, proyeknya di Gading Serpong itu diapit para pengembang raksasa yang sudah lebih dulu mendominasi, mulai Paramount, Summarecon, dan lainnya. Toh, Marcell tetap melaju.

Di Gading Serpong itu Marcell membangun proyek Superblok K2 Park. Proyek terbesar Prioritas itu berdiri di lahan seluas tiga hektar dengan luas bangunan 3.000 meter persegi dan anggaran konstruksi mencapai Rp 1,5 triliun.

"Kami tak mengganggap para pengembang besar itu pesaing, justeru kami jadikan celah potensi bisnis. Proyek yang kami bangun kan di antara proyek besar mereka, kawasannya sudah terbangun, sementara lokasi yang kamu punya ini unik dan menjual konsep berbeda. Ternyata, proyek kami laku terjual dan hasilnya memuaskan," kata Marcell.

Setelah itu, Prioritas pun melirik Bekasi. Di kawasan ini Marcell membangun proyek Indigo @Bekasi, yang terdiri dari 4 tower apartemen dan 1 tower hotel. Sementara di Bali, menyusul beroperasinya Majestic Point Villas, Prioritas juga tengah merampungkan pembangunan Majestic Water Village, Uluwatu, Bali.

"Total sampai tahun ini kami sudah membangun lima proyek. Sebentar lagi kami juga sudah menyiapkan proyek di Tiga Raksa," papar Marcell.

Solid 

Sejak punya cita-cita, dan kemudian bisa mendirikan perusahaan sendiri, Marcell mengaku tidak membayangkan bisa punya proyek besar hingga hari ini. Semua ditangani secara solid bersama rekan bisnisnya Victor. Ia mengaku, keduanya harus saling mengisi untuk bisa menjalankan bisnis ini tanpa ada yang merasa paling menonjol.

"Saya cenderung penuh pertimbangan dan hati-hati, sedangkan dia (Victor) lebih berani ambil risiko. Dua hal itu kami combine pelan-pelan dan ternyata cocok. Kami jadi saling mengisi kekurangan dan kelebihan masing-masing," tutur Marcell.

Ia akui, berburu tanah dan mempelajari karakter sebuah kawasan dan potensinya bukanlah hal gampang. Jika dulu hanya diperkuat dengan empat orang, kini perusahaannya bisa menggaet 40 tim pemasaran.

Beruntung, lanjut Marcell, dengan usia masih muda memegang kendali perusahaan, mereka berdua tak bosan untuk banyak belajar dari kesuksesan orang lain. Selain itu, mereka selalu mau menerima kritik dan pengetahuan dari siapa saja.

"Maklum, kami berdua kan bukan dari keluarga pengusaha besar, jadi susah payahnya benar-benar dari nol. Nekad dan punya mimpi harus sejalan, itu kuncinya. Kalau dulu mimpinya kapan bisa punya gedung-gedung tinggi, ya, mimpi itu harus dijalankan dengan sekuat tenaga. Nekad untuk terabas sajalah apa yang ada di depan, yang penting terus berusaha. Hasilnya, sekarang kami bisa menikmati mimpi-mimpi kecil kami itu," ucap Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau