Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Strategis Surabaya dan Tantangan Ekonomi Dunia

Kompas.com - 30/06/2015, 05:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kota-kota di dunia berlomba menembus kelas internasional melalui beragam rencana pengembangan wilayah yang menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan rancangan induk komprehensif. Bagaimana dengan Surabaya?

Surabaya, menurut guru besar tata kota Institut Teknologi Sepuluh November, Johan Silas, punya posisi sangat strategis di Indonesia.

"Surabaya berada di kawasan yang 10-20 tahun ke depan akan menjadi pusat ekonomi dunia. Posisi GDP Indonesia 2014 di dunia peringkat 9, diprediksi pada 2030 kita di posisi lima," ujar Johan di Surabaya, Minggu (28/6/2015).

Kemudian, lanjut Johan, pada tahun 2050, GDP Indonesia diprediksi berada posisi 4 setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Pada survei perusahaan dunia yang ingin menanamkan investasi di negara tertentu, lokasi terbaik ada di indonesia. Menurut Johan, perusahan yang berencana menanamkan investasi di Indonesia adalah sebesar 81 persen.

Tidak hanya itu, Indonesia sekarang menempati peringkat 16 dengan ekonomi terbesar. Sebanyak 45 juta penduduknya adalah kelas konsumen aktif dan 55 juta pekerja berpendidikan. Indonesia juga memiliki 53 persen dari populasi yang produktif dan menyumbang 74 persen GDP nasional.

Untuk menyongsong kemajuan, kata Johan, memang didominasi oleh pengaruh bisnis di dalam negeri. Namun, tantangannya tidak hanya itu.

"Bukan hanya bisnis, melainkan teknologi dan lingkungan, serta meningkatnya penduduk kelas menengah, sumber daya alam, dan kebutuhan infrastruktur," tutur Johan.

Sementara Surabaya, menurut dia, selalu melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Pada 2020, pertumbuhan ekonominya bisa menyentuh 7 persen. Surabaya, kata Johan, merupakan kota dengan ekonomi dan sumber daya manusia yang mumpuni.

Dalam menyiapkan kota yang lebih baik, pada 1973, Surabaya menyelesaikan masterplan atau rencana induk untuk tata ruang dan wilayah (RTRW).

"Sejak 1993 kebijakan kota Surabaya akan diarahkan ke barat. Surabaya Selatan memang punya banyak bangunan tinggi. Tapi, untuk modalnya, Surabaya Barat didorong akan jadi pusat ekonomi," jelas Johan.

Peristiwa lainnya yang terjadi pada tahun tersebut selain pengesahan rencana induk, imbuh Johan, adalah pertama kalinya Pemerintah Kota Surabaya mengizinkan pembangunan real estate besar yang terpecah tiga, yaitu Darmo Grande, Darmo Satelit, dan Darmo Permai.

Perubahan dan pembangunan tahun ini, tutur Johan, sebenarnya adalah hasil kerja keras perencanaan yang dilakukan hampir 50 tahun yang lalu.

Menurut dia, hingga saat ini, tidak ada perubahan struktur RTRW yang mendasar karena rencana induknya kuat. Hal ini penting, karena jika RTRW mudah berubah, investor bisa merugi. Pasalnya, mereka juga memiliki rencana investasi pada daerah-daerah tertentu.

Meski begitu, Surabaya tetap tanggap terhadap kemajuan. Pada model pembangunannya di dalam RTRW, bisa berubah. Namun, strukturnya tetap, misalnya jalan dan saluran pembuangan. Fungsi utama ini setiap lima tahun akan dievaluasi.

Dengan berpegang pada RTRW ini, kata Johan, Surabaya bisa menjadi kota cerdas bertaraf internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau