Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/05/2015, 19:54 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Kabareskrim Komjen Budi Waseso yang menyebut penyidik KPK Novel Baswedan memiliki empat unit rumah dan masuk kategori mewah, dinilai bias.

Member Broker Century 21 Indonesia, Ali Hanafia, mengatakan, penilaian mewah tidaknya sebuah rumah sangat relatif, dan tergantung pada posisi, lokasi, serta lingkungan di sekitarnya.

"Apakah posisinya strategis menghadap jalan raya, masuk gang, atau lokasinya di kawasan elite, dengan lingkungannya dikelilingi pusat bisnis, itu sangat relatif," papar Ali kepada Kompas.com, Jumat (1/5/2015).

Selain itu, menurut Ali, mewah tidaknya sebuah rumah, sangat bergantung juga pada siapa yang mengatakan, dalam kapasitas apa dia mengatakan seperti itu, dan posisi atau jabatannya.

"Bila yang mengatakannya office boy (pesuruh), tentu wajar menyebut rumah Novel masuk kategori mewah. Namun, bila yang mengatakannya seorang pejabat tinggi kepolisian, rumah Novel dibilang mewah ya nggak mungkinlah," tambah Ali.

Namun begitu, kata Ali, ada anggapan umum yang diterima secara kolektif (common sense). Sebuah rumah dapat dikategorikan mewah dengan mengikuti harga lahan tertinggi di lokasi rumah tersebut berada.

Mari kita bedah, betulkah rumah Novel pantas disebut mewah, atau malah murah?

Menurut data laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), salah satu di antara dua rumah (bukan empat seperti yang diungkapkan Budi Waseso) Novel berada di Jalan Deposito T No 8 RT 03 RW 10 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dimensi aset properti ini 70/105 meter persegi.

Ali mengatakan, dengan mempertimbangkan posisi dan lokasi rumah tersebut, harganya diperkirakan sekitar Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Angka ini muncul setelah menghitung luas lahan dan bangunan berdasarkan harga pasar aktual Rp 10 juta per meter persegi untuk lahan, dan harga bangunan Rp 7 juta per meter persegi.

"Harganya terbilang murah atau masuk kelas menengah, karena lokasi dan posisinya tidak berada di jalan besar atau jalan raya, melainkan masuk ke jalan-jalan lingkungan. Selain itu, juga jauh dari pusat bisnis dan keramaian," imbuh Ali.

Harga akan berbeda bila rumah Novel berada di Jl Kelapa Kopyor, Jl Boulevard Timur, atau Jl Boulevard Raya Kelapa Gading. Di ketiga ruas jalan ini, harga lahannya saja sudah mencapai sekitar  Rp 20 juta hingga Rp 50 juta per meter persegi. Sementara harga bangunannya sekitar Rp 10 juta-Rp 15 juta per meter persegi.

Bila rumah Novel berada di Jl Boulevard Raya, maka harganya akan menembus angka Rp 10 miliar-Rp 15 miliar untuk ukuran yang sama. "Jadi, menurut saya, rumah Novel di Kelapa Gading, masuk kategori kelas menengah," tandas Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com