Saat ini, hanya pasangan pernikahan dengan warga lokal yang diizinkan untuk membeli rumah. Izin khusus untuk membeli properti juga hanya diberikan kepada mereka yang dianggap memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan negara.
Sebagai informasi, pasar properti Vietnam mengalami ledakan dalam tiga tahun terakhir. Penyebab ledakan ini antara lain suku bunga yang rendah, percepatan urbanisasi, dan fokus pemerintah pada peningkatan infrastruktur.
Selain itu, ekonomi Vietnam mengalami pertumbuhan sebesar 5,8 persen tahun 2014. Menurut data Kementerian Konstruksi Vietnam, selama kuartal pertama tahun 2015 ini telah terjadi lebih dari 8.000 transaksi properti. Jumlah ini tiga kali lipat lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun 2014.
Para ahli percaya, aturan baru ini akan membuka jalan bagi gelombang baru investasi asing. Orang asing akan diizinkan memiliki 30 persen dari semua tempat tinggal di bangunan apartemen dan 250 rumah independen dalam sebuah lingkungan berisikan ribuan properti dengan jangka sewa 50 tahun.
Relaksasi aturan ini mengacu pada hukum-hukum serupa yang diterapkan di beberapa negara Asia Tenggara. Sebagai contoh, Thailand membatasi kepemilikan properti kondominium bagi warga asing hingga 49 persen.
Para ahli mengatakan, Kota Ho Chi Minh dan Dan Nang diprediksi akan menerima lonjakan investasi asing sebagai dampak kebijakan ini. Hal ini disebabkan ketersediaan apartemen kelas atas, dan rumah-rumah mewah di kota tersebut masih cukup banyak.
"Hampir 80 ribu warga asing, tinggal di Vietnam. Tetapi hanya 800 dari mereka yang memiliki properti perumahan," ujar Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Nguyê?n Minh Quang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.