Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artcore Group Tawarkan Kondotel Bintang Lima di Sanur

Kompas.com - 14/04/2015, 18:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SANUR, KOMPAS.com - Termotivasi pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dari tahun ke tahun, per Februari 2015 tercatat 1,27 juta orang, pengembang Artcore Group, membangun Sameton Boutique Hotel Sanur.

Berbeda dengan kondotel lainnya, Sameton yang berlokasi di daerah Sanur, dirancang dengan konsep arsitektural yang memadukan tradisi kearifan lokal Bali, dengan langgam modern.

Presiden Direktur Artcore Group, Gde Ngurah Anindita, menjelaskan, Sameton Boutique Hotel Sanur menjawab kebutuhan pasar akan keaslian budaya, bagaimana cara menjalani hidup, filosofi, dan tradisi Bali.

"Kami setia kepada konsep, dan filosofi tradisi Bali, tanpa mengenyampingkan dinamika modernitas. Hal itu tak hanya direpresentasikan oleh desain arsitektural, melainkan juga adopsi nilai-nilai tradisi Bali yang adiluhung, sehingga penghuni dapat merasakan bagaimana hidup dengan 'cara Bali'," tutur Andin, sapaan akrab Gde Ngurah Anindita, kepada Kompas.com, Selasa (14/4/2015).

Andin melanjutkan, Sameton Boutique Hotel Sanur dikembangkan melalui anak usaha PT Amerta Raya Sanur di atas lahan seluas 2.700 meter persegi. Jumlah kondotel yang ditawarkan sebanyak 42 unit dengan kisaran harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 3 miliar. Ukurannya mulai dari 32 meter persegi, 36 meter persegi, dan 54 meter persegi.

Business Development Director Artcore Group, I Gede Udi Widana, menambahkan, nilai investasi untuk mengembangkan kondotel berklasifikasi bintang lima ini sebesar Rp 50 miliar. Sumber dana yang digunakan sebagian besar berasal dari ekuitas perusahaan. 

"Sebagian kecil lainnya merupakan dana dari hasil penjualan pemasaran yang akan kami mulai pada akhir April 2015 begitu seluruh perizinan rampung," ungkap Udi.

Lebih jauh Udi menuturkan, kompetisi bisnis kondotel di daerah Sanur, belumlah seketat di daerah Kuta, Legian, dan kawasan selatan Bali lainnya. Kondotel di Sanur dan kawasan Bali Timur baru menggeliat, namun prospeknya menjanjikan.

"Kuta, Legian, Seminyak, dan Jimbaran sudah terlalu semrawut (crowded). Mereka yang mencari kawasan wisata yang lebih tenang akan memilih Sanur dan Bali Timur. Kami juga menargetkan wisatawan asing dan domestik yang suka surfing," tambah Udi. 
Harga kompetitif

Harga kondotel Sameton, kata Udi, sejatinya kompetitif, dan bisa diakses kalangan menengah. Status kepemilikan Hak Guna Bangunan (HGB) sewa memungkinkan satu unit kondotel dimiliki atau menjadi instrumen investasi bagi tiga hingga lima orang investor berbeda. 

Udi mencontohkan, harga unit terkecil tipe 32 meter persegi senilai Rp 1,5 miliar bisa dibeli secara bersama oleh lima investor. Dengan pembelian menggunakan skema tunai bertahap 24 kali, maka satu orang investor bisa mencicil hanya sejumlah Rp 15 juta per bulan.

"Rental guarantee sekitar 8 persen hingga sepuluh persern pada tahun pertama. Tahun kedua juga sepuluh persen. Ini bisa dicapai dengan asumsi tingkat okupansi hanya 50 persen. Kami optimistis ini tercapai karena Sanur kekurangan fasilitas akomodasi, sementara kebutuhan tinggi," tambah Udi.

Dengan kondisi kinerja demikian, imbuh Andin, pengembalian investasi bisa sepuluh tahun. Namun, jika kinerja tingkat okupansi tahun kedua mencapai 70 persen atau 80 persen, dengan tarif rerata kamar Rp 1 juta per malam, maka pengembalian investasi bisa lebih cepat, sekitar delapan tahun.

Enam proyek

Selain Sameton Boutique Hotel Sanur tahun ini Artcore Group juga membesut enam proyek lainnya di Canggu, Ubud, Singaraja, dan Denpasar. Satu di antara enam proyek baru yang direalisasikan dalam waktu dekat adalah Atara Villas di Canggu.

Andin menerangkan, Atara Villas dirancang sebanyak 18 unit di atas lahan seluas 5.000 meter persegi. Pasar yang dibidik kelas atas dengan kisaran per unit mencapai Rp 2,8 miliar-Rp 7 miliar.

"Untuk Atara Villas, kami membenamkan investasi Rp 51 miliar. Pemasaran mulai akhir mei 2015," kata Andin seraya menambahkan, baik Sameton Boutique Hotel Sanur maupun Atara Villas akan dikelola oleh operator hotel internasional dengan klasifikasi bintang lima.

Kehadiran Sameton menggenapi pertumbuhan properti kondotel hingga 2016 mendatang mencapai 62 persen.

Menurut hasil riset JLL Indonesia, pasokan baru kondotel yang masuk ke pasar dalam dua tahun tersebut sebanyak 3.308 unit. Dari total jumlah pasokan baru tersebut, sebesar 78 persen di antaranya merupakan kondotel kelas menengah dan 22 persen kelas atas.

Sedangkan pasokan eksisting sejumlah 4.908 unit, dengan proporsi kelas menengah sebanyak 81 persen, dan kelas atas 19 persen. Dengan demikian, total kumulatif kondotel yang menyesaki Bali hingga 2016 sejumlah 7.956 unit yang terbagi dalam 79 persen kelas menengah, dan 21 persen kelas atas.

Sebagian besar dari total pasokan baru yang akan datang menawarkan 21 hingga 28 hari per tahun kepada pemilik untuk dapat menempati propertinya.

Tak hanya pasokan yang mengalami pertumbuhan, harga kondotel pun tercatat terus menunjukkan kenaikan signifikan. Untuk kondotel kelas menengah, saat ini berada pada kisaran Rp 24 juta hingga Rp 48 juta per meter persegi. Sedangkan kelas atas sudah menyentuh level Rp 42 juta hingga Rp 64 juta per meter persegi.

Demikian halnya dengan tingkat penjualan. Untuk kelas menengah sebanyak 82 persen di antara pasokan baru sudah terjual, sedangkan kelas atas sebanyak 52 persen.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com