Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selisih Harga Apartemen karena Pemandangan dan Ketinggian Rp 10 Juta-Rp 100 Juta

Kompas.com - 12/04/2015, 15:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbedaan harga unit di dalam satu bangunan apartemen adalah hal lumrah. Selain karena besaran unitnya, pemandangan dan tinggi lantai juga memengaruhi selisih harga tiap unit.

Wakil Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukito Pranowo mengatakan, tidak ada patokan baku untuk perbedaan harga. Biasanya, harga unit termahal dalam satu apartemen ada di lantai tengah.

"Bedanya harga bervariasi pada tiap apartemen. Misalnya unit-unit dengan harga rendah di bawah Rp 1 miliar, beda harganya Rp 10 juta sampai Rp 20 juta," ujar Lukito kepada Kompas.com, Sabtu (11/4/2015).

Ia melanjutkan, pada unit-unit apartemen dengan kisaran harga di atas Rp 5 miliar, selisih harganya bisa mencapai Rp 100 juta. Selisih harga ini ditentukan oleh pemandangan unit apartemen tersebut, misalnya menghadap kolam renang, kota, atau pegunungan.

Menurut Lukito, tidak semata-mata semakin tinggi apartemen akan semakin mahal unitnya. Sebaliknya, harga unit yang paling mahal justru berada di tengah-tengah, bukan di lantai teratas. 

"Contohnya apartemen menghadap ke pool (kolam renang), kalau terlalu tinggi, enggak terlalu kelihatan juga kolam renangnya," sebut Lukito.

Meskipun demikian, banyak juga apartemen yang mematok harga termahal untuk unit yang berada di lantai teratas. Contohnya, apartemen Foresque di Jakarta Selatan.  Unit di lantai 18-23 dengan luas 81,6 meter persegi harganya Rp 2,4 miliar. Dengan luas yang sama, unit di lantai bawah atau lantai 1, 2, 3, 5, dan 6 seharga Rp 2,35 miliar. Sementara di lantai 7, 10, 11 harganya Rp 2,37 miliar.

Ia menyebutkan, calon pembeli justru mencari unit yang tidak terlalu tinggi. Alasannya, penghuni cenderung keberatan jika harus menunggu lift terlalu lama. Kecuali, tambah Lukito, jika pengembang apartemen menyediakan fasilitas pendukung berupa lift yang lebih banyak.

Di Jakarta, khususnya, penghuni apartemen didominasi oleh pekerja yang sibuk. Dengan demikian, jika tinggal di unit apartemen yang tinggi, akan membutuhkan waktu untuk naik atau turun lebih lama dibandingkan jika tinggal di unit apartemen dengan lantai lebih rendah. 

Harga bervariasi

Berdasarkan pantauan Kompas.com, perbedaan harga unit berkisar Rp 6 juta-Rp 7 juta untuk apartemen menengah di Bogor, Serpong, dan Bekasi. Di dalam satu apartemen, biasanya lantai menengah ke atas lebih mahal bila dibandingkan lantai dasar.

Dari varian harga tersebut juga ditemukan bahwa unit menghadap ke kolam renang, lebih mahal dibandingkan unit yang menghadap ke kota atau dengan pemandangan alam, misalnya pegunungan

Sentul Tower Apartment, Bogor, dengan luas unit studio 20,2 di lantai 9 menghadap Gunung Salak harganya Rp 398 juta. Di lantai yang sama, unit 23,2 meter persegi dengan pemandangan Bukit Hambalang harganya Rp 438 juta. Sementara unit berukuran 26,2 meter persegi menghadap kolam renang harganya Rp 478 juta.

Satu lantai di atasnya, untuk ketiga tipe dengan luas yang sama, masing-masing harganya Rp 402 juta, Rp 442 juta, dan Rp 478 juta.

Pengembang Bogor Hill View mematok harga Rp 239 juta untuk unit berukuran 22,60 meter persegi menghadap ke pegunungan. Sementara untuk unit dengan luas yang sama menghadap ke kolam renang, harganya Rp 238 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com