TIMOR LESTE, KOMPAS.com - Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia pada era pemerintahan B.J. Habibie tahun 2002, dan diakui sebagai satu negara yang utuh. Saat ini, negara tetangga tersebut sedang giat membangun infrastruktur.
Menteri Pekerjaan Umum, Transportasi dan Komunikasi Republik Demokratik Timor Leste Gastao Franscisco de Sousa mengatakan, masih membutuhkan bantuan Indonesia untuk membangun Timor Leste terutama bantuan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia.
Sebelumnya, pada 2011, Timor Leste sudah menandatangani kerja sama untuk menerima pelatihan dan pembangunan di bidang infrastruktur dari Indonesia.
"Dengan sendirinya, MoU (Memorandum of Understanding) yang sekarang banyak BUMN Indonesia yang dilibatkan di Timor Leste untuk membangun jalan, jembatan, dan bandara. Kami harap ada transfer of knowledge untuk sektor privat kami," ujar Gastao kepada wartawan di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (10/4/2015).
Sampai saat ini, menurut data yang diterima Kompas.com, setidaknya ada 11 perusahaan kontraktor Indonesia yang membangun infrastruktur di Timor Leste, dengan total nilai proyek 334 juta dollar AS (Rp 4,3 triliun).
Perusahaan tersebut terdiri dari BUMN dan swasta. Di antara perusahaan swasta Indonesia di Timor Leste adalah PT Duta Graha Indah, PT Pulau Mas Utama, PT Sasmito, PT Daya Mulia Turangga, PT Pandaman Putra Utama, PT Warisila Indonesia, dan PT Bimavi. Perusahaan-perusahaan ini antara lain membangun jembatan, markas militer, gedung kementerian, pembangkit listrik, dan biara.
Sementara itu, perusahaan BUMN yang membangun infrastruktur di Timor Leste terdiri dari PT Wijaya Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, dan PT Brantas Abipraya dengan jumlah total nilai proyek Rp 2,053 triliun.
1. PT Wika
Di Timor Leste, Wika membangun Jembatan Comoro I dan II dengan nilai proyek 17,7 juta dollar AS (Rp 228,3 miliar). Jembatan ini menghubungkan dua wilayah di Dili yang terpisah sungai.
Wika juga merehabilitasi jalan nasional sepanjang 23 kilometer Batugade-Maliana. Proyek ini bernilai 7 juta dollar AS (Rp 90,3 miliar).
2. PT PP
PT PP menggarap proyek pebangunan gedung menteri keuangan di Dili senilai 21 juta dollar AS (Rp 270,9 miliar). Berdiri di atas lahan seluas 20.216 meter persegi, gedung ini dibangun dengan konsep hijau.
PT PP juga mengerjakan proyek jalan Tibar-Gleno dengan nilai 29 juta dollar AS (Rp 374,1 miliar). Jalan ini membentang sekitar 32 kilometer dan menghubungkan antara Liquica dan Ermera.
3. PT Brantas Abipraya
PT Brantas membangun irigasi rehabilitasi di Raibere fase satu dan fase dua dengan nilai proyek sekitar 2,5 juta dollar AS (Rp 32,2 miliar).
Selain itu, PT Brantas juga membangun pembangkit tenaga listrik di Hera dengan nilai proyek 15 juta dollar AS (Rp 193,5 miliar).
4. PT Waskita Karya
Waskita menggarap pembangunan bandara di Suai dengan nilai proyek 67 juta dollar AS (Rp 864,3 miliar).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.