JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan warna pada properti fasilitas kesehatan seperti rumah sakit secara cermat ternyata sangat penting. Hal ini berpengaruh pada psikologis pasien, dokter, atau pun pengunjung institusi kesehatan tersebut.
Psikolog Efnie Indrianie menjelaskan bahwa warna dapat memengaruhi manusia secara psikologis. Hal ini disebabkan 60 persen manusia secara global menggunakan visualisasi untuk menangkap informasi di sekitar lingkungannya.
“Warna sangat penting digunakan dalam proses pemulihan pasien rumah sakit. Warna memiliki efek terapeutik yang mampu membantu pemulihan psikologis dan menunjang kesehatan fisik. 60 persen manusia itu menggunakan Orbitofrontal Cortex yang memungkinkan mereka menyerap informasi lewat visual,” ujar Efnie pada seminar bertajuk “Psychology of Color: Hospital & Health Facility” saat Design Week 3.1 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2015).
Senada dengan Efnie, Dewan Pembina Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII), Dina Hartadi menjelaskan pemakaian warna yang tepat pada rumah sakit dapat mengurangi tingkat stres serta memberi kenyamanan dan keceriaan pada pasien.
“Kita bisa gunakan warna-warna pastel ataupun lembut dalam properti fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Warna tersebut dapat memberikan kenyamanan bagi pasien rumah sakit. Namun penentuan warna harus sangat teliti melihat fungsi ruangan kegiatan penyembuhannya. Kita tidak mungkin menggunakan warna-warna yang mengganggu di ruang dokter atau pasien,” kata Dina.
Selain itu, lanjut Dina, pemilihan warna juga dipengaruhi oleh beberapa aspek, seperti jenis fasilitas kesehatan, tren, budaya dan sosial ekonomi masyarakat, gender, serta perilaku dalam ruang.
“Aspek budaya bisa dilihat misalnya pada rumah sakit di Surabaya yang pernah saya desain. Karena di sana pasien didominasi oleh masyarakat Madura, jadi digunakan warna-warna keras. Mereka (masyarakat Madura) terbiasa dengan warna-warna keras di lingkungannya,” tandas Dina.
Dina menuturkan, penggunaan warna-warna tersebut dapat diterapkan melalui berbagai unsur bangunan, seperti lantai, dinding, atap, lampu, furnitur, peralatan medis, dan penanda arah.
“Sekarang sudah bisa menerapkan warna-warna lembut pada lampu Light Emitting Diode (LED) sehingga pasien rawat inap merasa nyaman saat beristirahat. Furnitur dan warnanya juga bisa dirancang sehingga pasien anak-anak bisa merasa ceria saat di rumah sakit,” tambah Dina.
Meski begitu, penggunaan warna dalam arsitektur rumah sakit tetap harus bertumpu pada tiga aspek utama dalam pembangunan properti fasilitas kesehatan. Hal tersebut disampaikan oleh Arsitek dalam Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta, Aswin Griksa Fitranto.
“Penggunaan warna harus tetap memperhatikan aspek utama pembangunan rumah sakit, yaitu keamanan pasien, kenyamanan pasien, dan kenyamanan staf. Warna yang digunakan jangan mencolok atau terlalu variatif agar tidak banyak terjadi disorientasi pada penggunanya,” ujar Aswin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.