"Namanya masa stagnasi, artinya seharusnya harga tidak segitu. Maka akan balik lagi," jelas Anthony.
Dia melanjutkan, daerah sunrise ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Di Bekasi perkembangan dan pertumbuhannya sangat signifikan. Empat tahun yang lalu, kondisi Bekasi tidak seramai saat ini. Selain karena populasi bertambah, banyak juga para pendatang yang menyesaki Bekasi.
"Bekasi itu lahan investasi. Semua orang dari segala penjuru datang. Di mana ada gula di situ ada semut," kata Anthony.
Dia menyebutkan, para pembeli atau investor properti kebanyakan berasal dari Kelapa Gading, dan Sunter, Jakarta Utara, dan beberapa wilayah lain di Jakarta Selatan. Mereka membeli properti untuk ditinggali dan juga disewakan.
Selain investor, pengembang juga semakin agresif membangun dan menjadikan Bekasi sebagai wilayah investasi dengan konstribusi penjualan tinggi. Sebut saja PT Summarecon Agung Tbk yang mampu mendulang penjualan Rp 1 triliun saat memasarkan The Spring Lake Summarecon Bekasi. Demikian halnya dengan PT Lippo Cikarang Tbk yang sukses meraup penjualan masing-masing Rp 800 miliar untuk dua menara di Orange County.