Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesulitan Mengelola Rusunawa, Jakarta Gandeng ICM Gelar Pelatihan SDM

Kompas.com - 04/03/2015, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gencarnya pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, tidak diimbangi dengan manajemen pengelolaan gedung yang baik. Sehingga ketika telah dioperasikan, banyak masalah teknis maupun non teknis yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) DKI Jakarta sebagai pengelola rusunawa.

Untuk itulah, Dinas Perumahan dan Gedung Povinsi DKI Jakarta menggandeng Inner City Management (ICM) mengadakan pelatihan pengelolaan rumah susun selama tiga hari, mulai 2 Maret hingga 4 maret 2015.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta Ika Lestari Aji mengatakan, Pemprov DKI Jakarta banyak pembangun rusunami dan rusunawa, tetapi dalam building management, masih menghadapi persoalan yang luar biasa.

"Persoalan tersebut antara lain masalah pendanaan pengelolaan atau perawatan gedung, dan masalah klasik yakni keterbatasan dan rendahnya kulitas sumber daya manusia (SDM) yang tersedia,” tutur Ika di sela-sela acara Pelatihan Pengelolaan Rumah Susun Dinas Perumahan Pempov DKI Jakarta, hasil kerjasama Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta dengan Inner City Management, di Jakarta, Selasa (2/3/2015).

Menurut Ika, mengelola rusunami yang penghuninya adalah masyarakat golongan bawah tidak mudah. Contohnya dalam menerapkan tata terbit. Banyak warga yang sulit diatur dan menentang tata tertib yang telah dibuat.

“Belum lagi penarikan biaya sewa, pembayaran listrik dan air bersih yang sebagian warga sering menunggak. Dan ketika hendak diberi sanksi berupa pemutusan listrik dan air bersih, tidak jarang pengelola harus bersitegang dengan warganya,” ujar Ika.

Karena itulah, lanjut Ika, Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta menyadari ke depan tantangan dan problem semakin kompleks, sehingga tenaga-tenaga pengelola gedung (staf dan karyawan) UPTD harus lebih ditingkatkan pengetahuan dan wawasannya seputar pengelolaan gedung.

“Termasuk mengikutsertakan SDM pengelola rusunami dan rusunawa belajar pengelolaan dari ICM. Ada sekitar 100 karyawan UPTD Rusun yang mengikuti pelatihan ini selama 3 hari,” kata Ika.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur ICM Bambang Setiobudi menyatakan, tujuan dari pelatihan ini adalah untuk berbagi pengalaman. Selain materi dalam ruangan, pelatihan ini juga memberi praktik dan kunjungan lapangan.

“Aspek pengadaan rusun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memang sangat penting, tetapi mengelolaan dan perawatannya jauh lebih penting. Meski itu rusunawa, tapi kalau dikelola dengan baik, maka warga yang tinggal akan merasakan kenyamanan dan keamanan seperti layaknya tinggal di apartemen,” terang Bambang.

Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang sedang gecar meresmikan pengoperasian rusuwana (rumah susun sewa sederhana) di beberapa wilayah DKI Jakarta, seperti Rusunawa Tambora yang belum lama ini diresmikan.

Percepatan pembangunan pengoperasian rusunawa ini dilakukan agar MBR, terutama yang tinggal di bantaran kali dan permukiman kumuh dapat tinggal di rumah layak huni.

Selain menggunakan dana APBD, pembangunan rusunawa ini juga berasal dari realisasi kewajiban para pengembang sebagai salah satu bentuk tanggung jawab ketika membuat surat izin penunjukan penggunaan tanah (SIPPT).

Dari target 7.000 unit rusun tahun ini, sebanyak 2.443 unit menjadi tanggung jawab pemerintah dan sisanya dikerjakan enam pengembang properti. Keenam pengembang tersebut adalah PT Summarecon Agung Tbk, PT Sampoerna Land, PT Jakarta Propertindo, Agung Sedayu Grup, PT Agung Podomoro Land Tbk, dan PT Intiland Development Tbk.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com