Sementara TPK hotel di Bali anjlok 4 persen dengan ADR tumbuh 8 persen menjadi Rp 1,04 juta per malam. Pertumbuhan ADR ini yang mendorong pasar perhotelan di Bali terus bertahan.
Kesempatan emas
Fundamen untuk pasar perhotelan Jakarta dan Bali tetap kuat, didorong jumlah kedatangan internasional dan domestik yang terus tumbuh signifikan. Namun demikian, Jakarta dan kawasan penyangganya, masih dihantui bayang-bayang buruknya infrastruktur transportasi publik, korupsi dan seruan untuk proteksionisme ekonomi.
Cushman and Wakefield menjelaskan, kesempatan emas akan terbuka tahun ini saat terminal baru Bandara Internasional Soekarno-Hatta dijadwalkan beroperasi akhir 2015 atau paling lambat awal 2016 serta peningkatan kapasitas dari dua terminal eksisting menjadi total 62 juta penumpang per tahun.
Demikian halnya dengan pengembangan ikon wisata lokal seperti revitalisasi Kota Tua dan Monumen Nasional, akan menjadi modal bagi Jakarta untuk menaikkan TPK dan juga ADR.
Sementara prospek Bali, akan datang dari pertumbuhan kedatangan asal Australia, Tiongkok, Malaysia dan Singapura. Pendatang dari Eropa seperti Perancis, Inggris dan Jerman juga terus tumbuh antara 8 persen hingga 15 persen.