"April tahun ini mereka mulai produksi perdana. Perusahaan tersebut menggandeng pemain lokal, Bintang Delapan Group," jelas Saleh saat meresmikan pembangunan Orange County Cikarang, Kamis (12/2/2015).
Saleh menuturkan, perusahaan tersebut memproduksi vero nikel, dan baja nirkarat. Hasil akhir produksi mereka adalah peralatan kebutuhan rumah tangga.
Kawasan Industri Morowali, dikembangkan seluas 2.000 hektar. Pembangunannya menelan dana sekitar 1,5 juta dollar AS atau Rp 18,9 miliar. Kawasan ini dipilih menjadi kawasan industri di Sulawesi Tengah, karena infrastrukturnya cukup baik.
"Di sana sudah ada pelabuhan. Pelabuhan laut sudah jadi. Nanti juga mau ada bandara," kata Saleh seraya menambahkan, Kawasan Industri Morowali merupakan bagian dari rencana pengembangan 14 kawasan industri di Indonesia yang dicanangkan pemerintah.
Selain Kawasan Industri Morowali, terdapat kawasan industri di Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Halmahera Timur (Maluku Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Konawe (Sulawesi Tenggara), Bantaeng (Sulawesi Selatan), Kalimantan Timur, Batu Licin (Kalimantan Selatan), Burong (Kalimantan Selatan), Ketapang (Kalimantan Barat), Seimangke (Sumatera Utara), Tanggamus (Lampung), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Teluk Bintuni (Papua Barat).
"Kawasan economy based industri, infrastruktur yang memadai akan memberikan multiplier effect. Ini kami syukuri," cetusnya.
Pasalnya, perekonomian Nasional sempat melambat tahun lalu menjadi hanya 5,02 persen. Perlambatan ini disebabkan menurunnya konsumsi investasi dan melemahnya komoditas. Dia menambahkan, pembangunan kawasan industri dan sekitarnya bisa membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tahun ini dan mendatang.