Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi BBM dalam Gedung Menghemat Biaya Operasional

Kompas.com - 03/02/2015, 07:29 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber Next City

KOMPAS.com - Petaturan yang disahkan oleh mantan Wali Kota New York, Michael Bloomberg, lima tahun lalu tentang kewajiban mengonversi bahan bakar minyak (BBM) akan membuat penduduk kota ini bernapas lebih mudah. Peraturan ini didasarkan pada tingkat polusi yang mengkhawatiran.

Setengah dekade lalu, ribuan bangunan di seluruh kota membakar "minyak residu". Nikel, sulfur dan polutan lainnya, bisa berakhir pada paru-paru setiap penduduk New York. Efek samping dari pembakaran minyak ini telah secara langsung terkait dengan ribuan kematian.

Menurut Environmental Defense Fund, polusi ini berkontribusi terhadap peningkatan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit, yang didominasi oleh anak-anak berpenyakit asma, sebanyak dua kali rata-rata angka nasional. Polusi tersebut juga dianggap berkaitan dengan peningkatan penyakit kanker dan masalah jantung.

Saat 10.000 bangunan membakar minyak kotor, pemilik bangunan bertanggung jawab atas 90 persen polusi. Jumlah ini lebih banyak daripada polusi yang disebabkan oleh semua mobil dan truk di kota bila digabungkan.

Jadi, pada tahun 2010, sebagai bagian dari program keberlanjutan PlaNYC Bloomberg, Departemen Perlindungan Lingkungan menciptakan NYC Clean Heat Initiative untuk mewajibkan semua bangunan komersial, kondominium, perumahan dan bangunan lain untuk berhenti menggunakan BBM nomor 6 pada Juni 2015.

Sementara pemilik gedung yang menggunakan minyak nomor 4 harus dihapus pada 2030. Pemilik dapat mengonversi bahan bakar ke gas alam, uap, minyak belerang rendah sulfur nomor 2, atau hibrida nomor 2 dan gas alam.

Pemilik bangunan nantinya akan menemukan penghematan biaya yang besar setelah konversi, terutama selama musim dingin ketika permintaan untuk penghangat ruangan meningkat. Meski begitu, investasi awalnya memang luar biasa besar.

Menurut New York Times, untuk konversi pemakaian minyak yang lebih ringan dapat menghabiskan antara 5.000 dollar AS sampai 17.000 dollar AS (Rp 63 juta-Rp 215 juta). Beralih ke gas alam bahkan dapat menghemat biaya ratusan ribu dollar AS.

Oleh karena itu, ketika Bloomberg mengumumkan inisiatifnya pada tahun 2012, ia juga mengumumkan bahwa akan ada lebih dari 100 juta dollar AS (satu triliun rupiah) dalam pendanaan dan sumber daya untuk membantu pemilik bangunan yang melakukan konversi.

Menurut Amy Spitalnick, staf Wali Kota Bill de Blasio, mandat yang diajukan oleh pemerintah kala itu juga memiliki efek ekonomi yang positif.

""Green jobs economy" mungkin sempat diragukan, tetapi kota yang menjalankan program ini akan menciptakan sekitar 3.500 lapangan kerja baru di bidang jasa konstruksi dan energi, serta melatih lebih dari 7.500 tukang bangunan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam 10 tahun ke depan," kata Spitalnick.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau