Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogyakarta Dibanjiri Mal, Ini Alasannya...

Kompas.com - 02/02/2015, 06:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kendati terdapat ratusan ribu mahasiswa baru yang memilih Yogyakarta sebagai kota untuk meneruskan pendidikan tiap tahunnya, namun predikat "kota pelajar" tampaknya bakal luntur.

Tahbis Yogyakarta sebagai "kota pelajar" bakal digantikan dengan "kota seribu mal". Pasalnya, hingga Desember 2014 terdapat enam pusat belanja sewa yang beroperasi yakni Jogjatronic Mall, Ramai Family Mall, Ambarrukmo Plaza, Galleria Mall, Malioboro Mall, dan Jogjakarta City Mall.

Jumlah tersebut bakal bertambah dengan kehadiran enam pusat belanja baru yang beroperasi tahun ini hingga 2018 mendatang. Keenam pusat belanja tersebut adalah Hartono Mall Yogyakarta, Sahid Yogya Lifestyle City, Jogja One Mall, Malioboro City Mall, Lippomall Yogyakarta, dan Jogja Town Square.

Bahkan, menurut General Manager Hartono Mall Yogyakarta, Samuel Khristianto, kehadiran mal-mal tersebut masih kurang. Yogyakarta, menurut dia, masih butuh banyak pusat belanja seiring meningkatnya Indeks Tendensi Konsumen (ITK). Per Kuartal III 2014, ITK Yogyakarta mencapai 115,89.

"Selain itu, Yogyakarta punya tiga keunggulan istimewa lainnya yang tidak dimiliki kota tetangganya. Ketiga keunggulan inilah yang membuat Yogyakarta menarik minat banyak peritel dan pengembang untuk melakukan ekspansi bisnis," tutur Samuel kepada Kompas.com, Minggu (1/2/2015).

Lebih jauh Samuel menjelaskan, keunggulan pertama adalah Yogyakarta sebagai destinasi wisata dunia, terpopuler kedua di Indonesia setelah Bali. Indikasinya, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengutip data Biro Pusat Statistik (BPS), per kuartal III 2014 sebanyak 327.856 turis lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta.

"Keunggulan kedua, banyak mahasiswa baru dari luar kota yang belajar dan kuliah di Yogyakarta. Jumlah mahasiswa baru ini bisa mencapai 200.000-300.000 orang per tahun, dan ini merupakan pasar yang sangat besar buat para peritel. Belum lagi jumlah mahasiswa eksisting," papar Samuel.

Keunggulan ketiga, lanjut dia, Yogyakarta telah bertransformasi menjadi kota urban. Yogyakarta terbuka bagi segala perubahan. Termasuk gaya hidup (lifestyle) yang merupakan pengaruh dari proses migrasi urban dengan beragam latar belakang. Kebutuhan pun semakin bervariasi dan tingkat yang terus melonjak tinggi.

Samuel menyebut kebutuhan kalangan urban Yogyakarta sekarang, tentu berbeda dengan zaman dulu. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan untuk diakui (eksis), kebutuhan untuk melihat (to see), dan kebutuhan untuk dilihat (to bee seeni). Kebutuhan tersebut salah satu di antaranya bisa dipenuhi oleh pusat belanja yang mengakomodasi kebutuhan makan, minum, hobi, sosialisasi, musik, dan hiburan.

"Jadi, tak berlebihan jika Yogyakarta menjadi kota seribu pusat belanja. Ada banyak peluang dan kesempatan, jika mampu merealisasikan pengembangan pusat belanja yang berbeda dengan konsep istimewa dan tentu saja segmen sasaran yang tepat," tandas Samuel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com