Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibangun Museum Ikan Paus di Pulau Tidung

Kompas.com - 23/12/2014, 09:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke Pulau Seribu, Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu membangun Museum Ikan Paus yang terdampar di Pulau Tidung Kecil, Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

Pada tahun 2012 lalu, ikan paus jenis sperma berdiameter 6 x 12 meter ditemukan terdampar di perairan Pulau Tidung Kecil. Kemudian dibuatkan hanggar untuk tempat tulang ikan paus tersebut.

Kepala Seksi Pertanian dan Kehutanan, Sudin Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu, Solihin, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu bertekad menjalankan program agrowisata di sekitar kepulauan tersebut. Pulau Tidung Kecil memiliki luas 17 hektare. Namun, saat ini, baru sekitar 2,5 hektare yang dimanfaatkan menjadi kawasan agrowisata.

Selain membangun Museum Ikan Paus, Pemkab Kepulauan Seribu juga tengah membangun jalan inspeksi dan jogging track sepanjang 800 meter, mengembangkan biogas dari kotoran sapi, membangun tanggul sepanjang 80 meter, serta gapura Selamat Datang di pintu masuk Pulau Tidung Kecil. "Pembangunan lima proyek itu menelan anggaran sekitar Rp 4,9 miliar," ujar Solihin, Senin (22/12).

Dikatakan Solihin, tanggul yang dibangun tepat di pintu masuk pulau akan diisi budidaya ikan hias jenis haceri dan kerapu. Nantinya, para pengunjung dapat memberi makan atau menyentuh ikan-ikan yang ada dalam tanggul. "Seluruh proyek pembangunan tersebut ditargetkan selesai akhir tahun ini," katanya.

Ditambahkan Solihin, selain 2,5 hektare lahan sudah menjadi kawasan agrowisata, saat ini tengah dikaji penyerahan pengelolaan aset lahan seluas 6 hektare di Pulau Tidung Kecil dari Pemkab Kepulauan Seribu ke Sudin Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu. Dengan perluasan lahan wisata, direncanakan status agrowisata Pulau Tidung Kecil akan ditingkatkan menjadi kawasan ekowisata. "Saat ini tengah dikaji. Ke depan pulau ini akan dijadikan kawasan ekowisata," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com