KOMPAS.com - Beberapa bangunan khusus ternyata tidak akan pernah selesai dibangun tanpa bantuan komputer. Fungsi komputer adalah untuk mengetes bagian-bagian penting pada desain.
"Ada bangunan yang perlu menggunakan alat digital. Jika tidak, mereka tidak akan bisa dibangun," kata Tom Maver, profesor penelitian di Mackintosh School of Architecture di Glasgow School of Art.
Menurut dia, Computer Aided Desain (CAD) mampu memberikan solusi terhadap masalah yang terkadang dihadapi oleh bangunan-bangunan untuk memenuhi ambisi tinggi. Simak beberapa contoh penggunaan CAD untuk mengatasi masalah beberapa gedung terkenal di dunia:
1. Sydney Opera House
Pertanyaan pertama pejabat setempat setelah melihat desain gedung ini adalah "Apakah dia bisa tetap tegak?"
Menurut arsitek asal Denmark yang mendesain Sydney Opera House, Jorn Utzon, membuat bangunan tetap berdiri bukanlah hal sulit.
"Desainnya flamboyan dan tampak berbeda dari sebagian besar arsitektur," kata penulis Co-Designer: Cultures of Computer Simulation in Architecture.
Proyek ini merupakan salah satu gedung pertama yang diuji oleh CAD. Perusahaan insinyur Denmark, Ove Arup bergabung dengan proyek tersebut. Mereka menggunakan program komputer awal yang mengeksplorasi apakah desain tersebut layak secara struktural.
Penyelesaian desain dan konstruksi besar berbentuk tempurung membutuhkan waktu delapan tahun. Sementara itu, pengembangan ubin keramik khusus memakan waktu tiga tahun.
Hasilnya, bangunan Sydney Opera House menjadi lebih tinggi dan sempit dari rencana semula. Meski begitu, Sydney Opera House menjadi salah satu bangunan paling unik di dunia. Bangunan ini juga terdaftar sebagai salah satu situs Warisan Dunia UNESCO pada 2007.
2. 30 St Mary Axe, London - The Gherkin
Bentuk 30 St Mary Axe mendapat julukan "The Gherkin" atau mentimun. Dengan bentuknya yang "rawan", gedung tersebut sempat dikabarkan bermasalah dengan sapuan angin.
CAD menunjukkan struktur The Gherkin akan menyebabkan angin berpusar pada dasarnya. Model komputer yang digunakan pun merancang bentuk yang bisa meminimalkan hal tersebut, yaitu dengan desain telur membentang dengan tonjolan di tengah.
"Model komputer membuat simulasi aerodinamika struktur," kata Maver, yang merupakan anggota pendiri CAAD Futures, yang mempromosikan desain arsitektur komputer.
"The Gherkin adalah contoh yang bagus bahwa CAD mampu mengatasi masalah bangunan. The Gherkin tidak akan berdiri dalam bentuk saat ini jika bukan karena CAD," kata dia.
3. Great Court at the British Museum, London
Desain dipilih oleh Foster + Partners yang mengubah halaman di dalam museum menjadi taman tertutup terbesar di Eropa. Taman ini ditutup oleh atap kaca dan baja dengan "Reading Room" atau ruang baca, tepat di tengahnya.
Pembuatan taman ini sempat menjadi tantangan bagi desainer. Kanopinya harus dibangun dari 3.312 panel kaca, yang bentuknya berbeda satu sama lain. CAD merancang panel yang bisa berfungsi di luar dimensi. CAD juga merancang sudut masing-masing panel.
Di atas lahan seluas dua hektar (8.093m), Great Court memiliki ruang publik di dalam museum 40% lebih luas, yang memungkinkan pengunjung untuk bergerak bebas di sekitar lantai utama untuk pertama kalinya dalam 150 tahun, kata penjaga museum.
4. Burj Khalifa, Dubai
Angin adalah salah satu tantangan yang paling sulit dihadapi oleh bangunan dengan struktur tinggi 828 meter dan memiliki salah satu kolam renang tertinggi di dunia yaitu di lantai ke-76.
Menggunakan CAD, lebih dari 40 tes angin dilakukan untuk meneliti efek angin pada menara dan penghuninya. Besar model analisis struktural dan tes tekanan fasad juga dilakukan, seperti analisis iklim di teras dan di sekitar dasar menara.
Hasilnya, seluruh menara harus diputar 120 derajat oleh para insinyur untuk mengurangi tekanan dari angin pada ketinggian tersebut.
5. City Hall, London
Pada bangunan utama, beberapa fitur digunakan untuk menambah nilai estetika. Tangga spiral di Balai Kota London, rumah dari Greater London Authority (GLA), merupakan salah satu contohnya. Tangga tersebut dibuat naik memutar setinggi bangunan, yaitu 500 meter.
"Permasalahannya, suara akan memantul di sekitar aula besar," kata Marianne Freiberger pada bukunya Perfect Buildings: the Maths of Modern Architecture.
Oleh sebab itu, spesialis suara dari SMG dan Arup Acoustics menguji tangga dengan CAD. Mereka menemukan bahwa suara pijakan akan terjebak di belakang orang-orang yang melewati tangga tersebut. Hal tersebut menyebabkan gema berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.