Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2014, 12:24 WIB
Penulis Latief
|
EditorLatief
JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan bisnis properti di Kota Medan, Sumatera Utara, dipastikan masih memiliki prospek menggiurkan karena ketersediaan lahan di Pulau Jawa semakin terbatas. Terbukti, developer kini mulai melirik Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara itu untuk pengembangan bisnis properti, khususnya hunian vertikal.

Salah satu pengembang yang ikut mencicipi bisnis tersebut adalah PT Riyadh Group Indonesia. Lewat anak usahanya, PT Lima Putra Realti, Riyadh Group mencoba peruntungan dengan mengembangkan Setiabudi Condominium, proyek apartemen di Medan. Proyek membidik pasar menengah itu menyedot investasi sekitar Rp 300 miliar.

"Karena Medan adalah lokasi pengembangan. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis di sini semakin pesat, terutama sejak adanya Kuala Namu International Airport, ini menjadi semacam trigger strategi perkuatan konektivitas nasional dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)," kata Direktur Utama PT Lima Putra Realti, Bally Saputra, di Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Berjarak hanya satu kilometer dari area kampus Universitas Sumatera Utara, lanjut Bally, dia optimistis proyek tersebut dapat diserap pasar, terutama kalangan mahasiswa. Lokasi proyek di Jalan Pertambangan itu diharapkan bisa menjadi potensi investasi di sektor apartemen untuk kalangan menengah, khususnya mahasiswa.

"Cocok untuk investasi, apalagi unit apartemen di sini akan diramaikan oleh market penyewa dari kalangan mahasiswa," ujarnya.

Nantinya, tak jauh dari lokasi apartemen tersebut akan dibangun akses tol menuju Kuala Namu International Airport. Pembangunan akses tol tersebut akan berdekatan dengan lokasi Setiabudi Condominium dan diharapkan mendongkrak nilai properti ini.

"Saya prediksi, kenaikannya bisa mencapai 20-30 persen per tahun," katanya.

Tren positif

Apartemen yang dikhususkan bagi pasar mahasiswa masih dianggap sebagai bisnis menjanjikan. Di Bandung, Jawa Barat, misalnya, pengembang juga berebut lahan ini. Pasalnya, minat masyarakat demikian tinggi, terbukti kinerja penjualan apartemen-apartemen jenis ini menunjukkan tren positif.

Taman Melati Jatinangor yang dikembangkan PT Adhi Persada Properti, misalnya. Apartemen yang dikelilingi kampus-kampus ternama macam Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Koperasi Indonesia, sudah terserap pasar sebanyak 70 persen dari total 758 unit. Sementara itu, apartemen Taman Melati Margonda sudah terserap pasar 100 persen.

Saat ini, posisi aktual yang aktif ditransaksikan ada di pasar sewa dan pasar sekunder. Harga seken dibanderol mulai Rp 500 juta hingga Rp 600 juta per unit, sedangkan pasar sewa sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan. 

Untuk itulah, menurut Wakil Direktur Utama PT Lima Putra Realti, Hartford Brahmana, realisasi pembangunan Setiabudi Condominium akan segera dilakukan dengan pemasangan tiang pancang Sabtu (6/12/2014) pekan ini. Pasalnya, tak menutup kemungkinan, pangsa pasar pelaku usaha dari luar Medan juga dapat menghidupkan transaksi penjualan unit apartemen tersebut.

Hartford mengatakan, sebagai sentra ekonomi dan bisnis terdepan di Sumatera, Medan akan menjadi magnet bagi lalu lintas aktivitas perdagangan dan bisnis.

"Otomatis, ini akan menciptakan peluang pasar bagi pengembangan properti apartemen," ujarnya.

Untuk lebih memperkuat nilai tambah, pihaknya akan melengkapi fasilitas di lingkungan apartemen tersebut antara lain dengan pusat kuliner, binatu, mesin anjungan tunai mandiri dan sebagainya yang akan mendukung aktivitas penghuni. Kondominium ini juga menyediakan aula pertemuan dan fasilitas pendukung kebutuhan lifestyle penghuninya.

Adapun harga yang dibanderol untuk unit di Setiabudi Condominium terdiri dari dua tipe, satu kamar tidur dan dua kamar tidur seharga sekitar Rp 12 juta per meter persegi. Proyek tersebut terdiri dari tiga menara dengan total 848 unit apartemen yang dibangun pada 14 lantai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com