Salah satu gedung atau bangunan yang menjadi pembicaraan adalah Al-Wakrah Stadium di Doha, Qatar. Stadion tersebut dibuat oleh Zaha Hadid untuk event Piala Dunia 2022 di Qatar.
Bangunan tersebut menjadi kontroversi ketika banyak pekerjanya tewas selama pembangunan berlangsung.
Namun, tentu saja, Al-Wakrah bukan satu-satunya bangunan kontroversial. Seperti berikut ini, sembilan bangunan dengan kontroversi terbesar di dunia berdasarkan versi ArchDaily.com:
Selain itu, The Portland Building juga menerima kritik keras akibat desain berlebihan dan rencana interior tertutup di dalamnya.
8. Sagrada Familia (Barcelona, Spanyol)/Antoni Gaudi
La Sagrada Familia merupakan basilika Katolik Roma yang menjadi ikon kota Barcelona. Basilika merupakan proyek konstruksi terpanjang di dunia.
Tahun ini merupakan tahun ke-132 Basilika sejak kali pertama dibangun pada 1882. Pembangunannya terhenti pada 1926 setelah sang arsitek, Antoni Gaudi, meninggal akibat kecelakaan.
Hampir 100 tahun setelah kematian Gaudi, serangkaian arsitek telah mengeksekusi lanjutan bangunan ini, meski gambar aslinya telah hancur total akibat Perang Saudara di Spanyol.
Kini, proyek pembangunan Sagrada Familia direncanakan selesai pada 2026 untuk menandai 100 tahun kematian Gaudi dan 144 tahun setelah pembangunan pertama dimulai.
Antilla Residential Tower dibangun dekat dengan kawasan kumuh Golibar di pusat kota Mumbai. Menara dengan 27 lantai itu merupakan rumah bagi sebuah keluarga yang memegang rekor sebagai residensial pribadi termahal di dunia. Total dana pembangunannya mencapai 1 triliun dollar AS atau lebih dari Rp 12 ribu triliun.
Bangunan ini dimiliki oleh orang kaya nomor lima di dunia, Mukesh Ambani. Proyek tersebut telah menerima penolakan luas dari penduduk Mumbai. Penduduk beranggapan bahwa menara itu tidak sensitif dan terlalu berlebihan, serta meremehkan rumah-rumah di sekitarnya.
6. Woman's Building, World's Columbian Exposition (Chicago, Amerika Serikat)/Sophia Hayden Bennett
Bangunan ini resmi dibuka pada 1893 dan didedikasikan untuk kesuksesan wanita dalam seni dan kerajinan. Meskipun proyek pembangunannya sempat dihentikan, namun Sophia Hayden Bennett, lulusan wanita pertama dari Massachusetts Institute of Technology terus melakukan pembangunan sesuai rencana.
Bangunan ini mulai dikritik karena dianggap meremehkan bangunan lainnya yang dibangun oleh laki-laki melalui estetika feminin yang dimiliki perempuan. Bangunan tersebut menjadi pusat argumen tentang perlu adanya ruang untuk pekerjaan perempuan dan peran perempuan dalam arsitektur.
The Walkie Talkie menimbulkan banyak perdebatannya setelah desainnya dibenci banyak orang. Struktur lengkung besarnya seperti balon kelebihan udara yang mau meledak.
Gedung ini berada di utara Sungai Thames dan di luar cluster utama menara London. The Walkie Talkie telah menyebabkan beberapa insiden tahun lalu dengan menghancurkan banyak benda di permukaan tanah akibat refleksi sinar matahari dari bangunan tersebut.
4. The Eiffel Tower (Paris, Prancis)/Gustave Eiffel
Menara terkenal ini berdiri bukan tanpa kontroversi. Eiffel mendapat kritik pedas dari berbagai kalangan di Paris yang berpendapat bahwa menara hanya akan menghancurkan keeleganan rencana kota Haussmann pada abad 19.
Atas dasar itu, meluaslah kampanye anti-menara dan mengatakan Menara Eiffel sebagai 'cerobong asap hitam raksasa' dan 'lampu jalan tragis.' Kalimat sindiran itu menampilkan kepala insinyur sipil Paris, Gustave Eiffel, di atas menara sebagai perwujudan dari apa yang diyakini menjadi kesalahan besar Kota Paris.
Toh, pembangunan menara itu terus berjalaan. Bahkan, hingga kini Eiffel menjadi ikon Paris dan telah dikunjungi hampir 250 juta orang sejak dibuka pertama kali pada 1889.
Ada cerita tentang kemarahan, pemecatan, penolakan, skandal, kelebihan dana di balik pembuatan Opera House Sydney ini. Pada 1957, Jorn Utzon, dari Demark terpilih untuk merancang bangunan itu.
Desain Utzon sejatinya ditolak oleh komite pemilihan kompetisi, namun terselamatkan oleh juri dan arsitek Finlandia, Eero Saarinen. Proyek pembangunan Opera House Sydney hanya diberikan dana sebesar 18 juta dollar Australia atau sekitar Rp 186 miliar lebih dan akan selesai dalam 18 bulan.
Ternyata, pembangunan gedung opera itu berjalan lambat dan melelahkan. Pada 1966, hampir 10 tahun dari pembangunan awal, pemerintahan baru New South Wales memberhentikan Utzon dari proyek dan mengakhiri gajinya, serta membekukan semua biaya dalam proyek.
Posisi Utzon digantikan oleh arsitek Australia, Peter Hall yang memenangkan desain orisinal untuk Opera House Sydney. Peter menghabiskan dana sebesar 102 juta dollar Australia atau setara Rp 1 triliun lebih.
Peter total menghabiskan waktu enam tahun, karena proyek Opera House Sydney selesai dalam 16 tahun. Utzon pun tak pernah menyelesaikan bangunan ini, tapi ia mendapatkan permintaan maaf formal dari Opera House pada 1999.
2. Al-Wakrah Stadium (Doha, Qatar)/Zaha Hadid Architects
Al-Wakrah Stadium merupakan satu dari lima stadion yang akan dibangun untuk Piala Dunia Qatar 2022. Kritik awal dimulai dari desain stadion, tapi sebelumnya bangunan ini telah terlebih dahulu menimbulkan kontroversi seputar kondisi kerja proyek.
Banyak pekerja migran terlibat dalam proyek ini. Lebih dari 1.000 pekerja dilaporkan tewas selama membangun fasilitas Piala Dunia ini.
FIFA, selaku organisasi sepakbola dunia, terus memonitor kondisi pembangunan stadion di Qatar itu. Sebelumnya, banyak yang menentang Piala Dunia 2022 diselenggarakan di Qatar karena indikasi korupsi di dalamnya dan panasnya suhu di sana.
1. Pruitt-Igoe Housing Development (St. Louis, United States)/Minoru Yamasaki
Bangunan ini digambarkan sebagai "neraka bumi" oleh salah satu penghuninya. Pruitt-Igoe adalah kegagalan paling terkenal dalam sejarah perumahan rakyat.
Pruitt-Igoe merupakan proyek perumahan terbesar di Amerika Serikat selama masa 1954-1972. Meski terbesar, perumahan itu tidak pernah sepenuhnya ditempati, karena isu rasisme yang merajalela di AS kala itu.
Para kritikus kontemporer menuduh Pruitt-Igoe menjadi sebuah penjara dan menyebabkan masalah kesehatan mental bagi penduduk berpenghasilan rendah. Atas dasar itu, kurang dari dua dekade setelah selesai dibangun, rencana pembangunannya dianggap tak layak huni dan secepatnya harus dikosongkan serta dihancurkan oleh pemerintah kota St.Louis.
Pruitt-Igoe pun akhirnya dihancurkan menggunakan peledak. Charles Jencks kemudian menyatakan hancurnya Pruitt-Igoe sebagai 'kematian arsitektur modern.'
Kini, Pruitt-Igoe sering digunakan sebagai contoh untuk menghindari apa-apa yang dilarang dalam desain perkotaan. Selain itu Pruit-Igoe juga sering dianggap sebagai pelopor kejatuhan perumahan rakyat di St.Louis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.