"Kami berharap bisa membangun kota seperti ini di banyak kota di seluruh dunia," kata Ido.
Dia menjelaskan, kota pintar seperti di Fujisawa SST ini berbeda dengan pembangunan perumahan pada umumnya.
"Para penghuni berperan sangat besar, mereka aktif berpartisipasi menumbuhkan dan merawat kota ini," ujarnya.
Ido mengatakan, dengan sistem pengelolaan energi yang ada, permukiman tersebut ditargetkan bisa menurunkan emisi Co2 sebanyak 70 persen, menghemat penggunaan air hingga 30 persen, meningkatkat pemakaian energi terbarukan sampai 30 persen, serta bisa membuat penghuninya bertahan hidup dalam bencana setidaknya selama tiga hari karena mereka memiliki cadangan energi.
Hanya saja, memang, harga setiap unit di komplek perumahan ini tidak murah. Satu unit rumah di Fujisawa SST dijual seharga 500.000 - 600.000 dollar AS atau sekitar Rp 60 miliar. Sebagai informasi, harga rumah di Jepang memang sangat mahal, terutama di perkotaan.
Setiap orang yang berminat untuk membeli rumah di permukiman ini sejak awal juga sudah diperkenalkan dengan konsep dan visi dari kota mandiri tersebut. Mereka juga diberi panduan agar gaya hidup hijau benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena mewujudkan sebuah kota hijau akan sulit dilakukan jika mental warganya belum berubah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.