Makkah dan Madinah mampu mempertahankan tingginya tingkat pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room atau RevPAR) selama periode ini, sama seperti tahun lalu.
Pada awal musim haji, Makkah mencatat RevPAR hampir 2.000 riyal atau setara Rp 6,5 juta. Sementara di Madinah mencapai RevPAR 1.000 riyal (Rp 3,2 juta) selama tiga hari berturut-turut.
Demikian survei STR Global, konsultan penyedia jasa data perhotelan dunia yang berbasis di London, Inggris, dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (20/11/2014).
Menurut STR Global, selain musim haji, perayaan Idul Adha yang jatuh pada akhir pekan, membuat tingkat hunian memuncak di atas 80 persen. Kendati begitu, pencapaian ini masih lebih rendah ketimbang tahun lalu, saat Idul Adha jatuh pada hari kerja.
Di Oman, tingkat hunian hotel selama sepuluh hari jelang Idul Adha memuncak hingga 81 persen. Padahal, saat musim haji dimulai, tingkat hunian berada pada titik terendah yakni 47,2 persen pada Kamis, 2 Oktober 2014. Pencapaian tersebut berubah menjadi 72,7 persen dua hari kemudian pada Sabtu, 4 Oktober 2014.
Sementara tarif harian rerata (average daily rate atau ADR) sedikit meningkat 3,2 persen menjadi rerata 112 riyal atau setara Rp 3,5 juta per malam.