Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Tewasnya Siswa SD yang Tersengat Listrik di STC

Kompas.com - 15/11/2014, 08:00 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Kabar mengenaskan akibat insiden arus listrik bocor bukanlah yang pertama. Kejadian kali ini menimpa seorang siswa SD, Amanda Dewi Nugroho (7), akibat tersengat listrik di Senayan Trade Centre (STC), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2014).

Peristiwa itu merupakan peringatan pahit bagi semua pihak untuk lebih waspada dalam menyikapi risiko arus bocor. Akibatnya jelas sangat membahayakan keselamatan. Baca: Seorang Anak Tewas Tersetrum di Senayan Trade Centre.

Insiden terjadi saat korban duduk sejenak untuk berteduh. Tanpa sengaja, kaki korban menyentuh pembatas besi di belakang kursinya, sementara di situ terdapat kabel-kabel untuk mengaliri listrik pada papan iklan di dalam mal. Korban, yang saat itu dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan, tersengat listrik.

Cin Cin Go, selaku Vice President Partner Retail Business Schneider Electric Indonesia menuturkan, selain fungsinya yang sangat penting untuk berbagai kebutuhan manusia, listrik juga dapat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bila tidak digunakan dan dikendalikan dengan baik. Insiden kecelakaan dalam pengkonsumsian listrik, seperti arus bocor, merupakan hasil dari buruknya instalasi listrik. 

"Yang kemudian berujung pada kematian karena sengatan arus listrik atau musibah kebakaran," ujarnya dalam di Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Insiden yang sering terjadi adalah akibat gagal isolasi atau adanya kabel berumur tua dan sudah terkelupas. Mayoritas gangguan listrik pada instalasi bukan disebabkan oleh beban lebih atau hubung singkat, tetapi akibat gagal isolasi tersebut. Perlengkapan isolasi dan pengkabelan yang buruk atau kesalahan pemakaian alat dapat membahayakan peralatan atau kebakaran dan mengakibatkan kematian.

"Kasus yang baru saja terjadi pada korban merupakan insiden electrocution, yaitu mengalirnya arus ke tubuh manusia. Insiden ini berakibat fatal karena sliran arus listrik yang bocor ini merusak dua fungsi tubuh yang sangat vital, yaitu pernapasan dan detak jantung," jelas Cin Cin.

Dok PT Schneider Electric Indonesia ELCB ini akan mendampingi MCB. Berbeda dengan MCB yang berfungsi mencegah arus pendek, ELCB atau Earth Leakage Circuit Breaker berfungsi mengamankan manusia dari
Waspadai risiko

Untuk terhindar dari risiko mematikan tersebut, diperlukan pengamanan yang menyeluruh terhadap arus bocor. Simak berikut ini menurut penuturan Cin Cin:

- Pengaman untuk kontak langsung

Terjadi bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fasa bertegangan. Pengamanan terhadap risiko kontak langsung dapat berupa isolasi kabel fasa tegangan, boks panel, dan lain-lain.

Tetapi, bagaimana pun juga sangatlah direkomendasikan adanya pengaman tambahan. Dengan kata lain, menurut Cin Cin, menggunakan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) untuk mencegah berbagai risiko masuknya listrik ke dalam tubuh manusia.

Untuk itu, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2.000 pada bagian 3.15.1.2 mengenai pemilihan GPAS kini sudah mengharuskan pemasangan Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) dengan sensitifitas 30 mA jika pengaman manusia dibutuhkan. Di sini ELCB akan otomatis memutuskan arus listrik apabila arus bocor yang terdeteksi melebihi ambang batas 30 mA.

- Pengaman untuk kontak tak langsung

Ini terjadi apabila manusia memegang bagian logam yang bertegangan akibat gagal isolasi. Besarnya arus bocor tergantung pada resistansi bocor dan penyambungan netral. Arus bocor akan kembali ke sumber lewat konduktor pengaman atau lewat bumi.

Oleh karena itu, pemasangan ELCB dengan sensitifitas 30 mA sangat direkomendasikan sebagai pengaman kontak tak langsung. Selain dalam PUIL, pemasangan ELCB di rumah maupun industri juga sudah diwajibkan oleh Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 20 Tahun 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com