Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafia Tanah, Musuh Nomor Satu Ferry Baldan!

Kompas.com - 27/10/2014, 18:04 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus sengketa tanah terus terjadi. Faktor pemicu, salah satunya adalah karena adanya oknum atau mafia yang menguasai dan menjual tanah kepada pihak tertentu dengan harga sangat tinggi.

Menurut Ketua Lembaga Pengkajian Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia (LPP3I), Zulfi Syarif Koto, mafia tanah sudah seharusnya dibasmi oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan.

"Mafia tanah ini sudah menggumpal. Mereka akan menjadi musuh nomor satu Pak Ferry," ujar Zulfi kepada Kompas.com, Senin (27/10/2014).

Zulfi menuturkan, kebanyakan mafia tanah ini biasanya berada di dalam badan atau institusi tertentu yang memiliki lahan. Lahan milik badan atau institusi ini yang kemudian dijual kepada pihak-pihak lain.

"Bisa saja melibatkan orang di dalam Badan Pertanahan Nasional (BPN), atau di dalam pemerintah daerah (pemda). Maka pejabat di bawah harus berani melawan mafia. Revolusi mentalnya pejabat itu penting," kata Zulfi.

Dia menduga, setelah dilantik menjadi menteri, Ferry akan banyak didatangi orang untuk meminta pamrih. Saat inilah, kematangan Ferry dalam upayanya berpihak kepada rakyat, diuji. Apalagi, Ferry berada langsung di bawah perintah Presiden Joko Widodo, yang selalu menekankan kabinet yang bersih.

Zulfi menambahkan, persoalan tanah seringkali tidak disinggung oleh pejabat tinggi. Padahal, tanah bisa menjadi sumber konflik. Selain menjual tanah-tanah "ilegal", mafia juga bermain saat masyarakat mengurus perizinan atau pemilikan tanah.

Ferry, seharusnya melakukan pembaruan di bidang pertanahan, supaya konflik-konflik ini segera selesai.

"Perizinan (tanah) sekarang kan susah. Prosesnya panjang, berbelit-belit. Diminta ini-itu. Itu harus diselesaikan oleh Pak Ferry," kritik Zulfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com