Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Murah, Menata Perkampungan Kumuh dengan Bambu!

Kompas.com - 13/10/2014, 11:17 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melestarikan pemakaian bambu sebagai material hunian perlu pendekatan lebih intensif di masyarakat. Untuk rumah layak huni, bambu merupakan material murah, kuat, dan aman.

Demikian dikatakan pendiri Banten Creative Community, Mukoddas Syuhada, dihubungi di Jakarta, Senin (13/10/2014). Saat ini Banten Crative Community terlibat dalam program penataan kampung yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka program pemberantasan permukiman kumuh.

"Kami memakai konsep beautifikasi kampung dalam arti dengan menggunakan anggaran tidak
terlalu besar, namun perkampungan tersebut tidak terlihat kumuh lagi," kata Mukoddas.

Mukoddas mengatakan, Kementerian PU melibatkan komunitas yang peduli terhadap permukiman kumuh meliputi Indonesia Berkebun, Banten Creative Community, dan Ikatan Arsitektur Indonesia. Menurut dia, ada 24 hunian berlokasi di RT 003/ RW 009 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang layak untuk ditata dan menjadi sasaran program "Beautifikasi Kampung" dengan anggaran hanya Rp60 juta.

"Program ini meliputi perbaikan tampilan muka atau fasad rumah kumuh menggunakan bahan dasar bambu. Kenapa bambu, karena tanaman ini memiliki konstruksi kuat dan harganya terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah," kata Mukoddas.

Mukoddas mengatakan, dalam program tersebut, Banten Creative Community juga menyalurkan
benih bambu di 24 unit rumah yang terkena program penataan, tujuannya bambu ini dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan berikutnya program beautifikasi kampung.

"Kita edukasi masyarakat setiap minggu mengenai manfaat tanaman bambu terhadap pembangunan rumah, termasuk menyiapkan desain-desain rumah layak huni menggunakan bahan dasar bambu," ujarnya.

Selain itu, Mukoddas mengatakan, bersama komunitas Indonesia Berkebun pihaknya juga menyiapkan program tanaman vertikal dengan media bambu dan bibit tanaman dari Indonesia Berkebun. Dia optimistis, perilaku masyarakat di kawasan Penjaringan dapat diubah dengan kesadaran sendiri untuk memperbaiki lingkungannya.

"Harus dipahami bahwa banyak masyarakat berpendapatan rendah tidak sempat memelihara lingkungan karena kesehariannya hanya untuk mencari nafkah. Untuk itu, perlu terus mengedukasi mereka untuk menyempatkan diri terlibat dalam memelihara lingkungan," katanya.

Mukoddas menjelaskan, program penataan kampung tersebut menggunakan konsep pembangunan berkelanjutan sehingga untuk bahan baku bangunan dipergunakan yang tersedia di lingkungan atau alam, termasuk dalam hal ini menggunakan bambu sebagai konstruksi
tangguh untuk bangunan.

"Kita sebenarnya sudah lama mengenal bambu untuk penggunaan jembatan, rumah, dan lain
sebagainya, namun penggunaan bambu ini kemudian ditinggalkan seiring kemajuan
teknologi dibidang bangunan. Padahal, dengan kreativitas tanaman bambu ini juga memiliki
nilai estetika dan konstruksi yang kokoh untuk bangunan," ujarnya.

Adapun terkait penataan lingkungan kumuh, Dirjen Cipta Karya menyerahkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI-Quick  Wins) sebesar Rp 433.250.000 untuk pengadaan gerobak motor, perbaikan gorong-gorong, perbaikan jalan lingkungan, dan gerobak sampah dorong.

Kampung habitat

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Imam S Ernawi dalam keterangan
tertulis menyebutkan, pemerintah menargetkan permukiman kumuh berkurang menjadi 0 persen bersamaan dengan target meningkatnya cakupan layanan air minum menjadi 100 persen,
dan akses sanitasi layak 100 persen pada 2019.

Ernawi mengatakan, penataan Kampung Habitat sebagaimana dilaksanakan di sejumlah daerah
termasuk di Jakarta Utara, merupakan contoh program yang dapat mewujudkan kondisi
kehidupan yang lebih baik bagi anggota masyarakat yang bertempat tinggal di daerah kumuh.

Sementara itu, Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Presiden terpilih Joko Widodo tengah menyiapkan program perbaikan 1.000 perkampungan kumuh nelayan dalam tiga bulan kepemimpinannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com