Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta, Kota Terburuk di Indonesia

Kompas.com - 17/09/2014, 11:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pusat Studi Urban dan Desain (PSUD) Mohammad Danisworo mengatakan, Jakarta merupakan kota terburuk di Indonesia. Meski menyandang predikat sebagai ibu kota, Jakarta tidak indah secara visual, tidak berfungsi secara baik, dan buruk dalam hal tata kota.

"Semua serba kacau, semrawut, dan serampangan. Kualitas hidup penduduknya jangan ditanya," ujar Danisworo kepada Kompas.com seusai proses penjurian Indocement Awards 2014 kategori Developer Award, Selasa (16/9/2014).

Lebih jauh, Danisworo mengungkapkan, Jakarta disebut tidak berfungsi karena untuk menempuh jarak sepanjang 5 kilometer saja memerlukan waktu sekitar 2 jam. "Jakarta menjadi tidak berfungsi dilihat dari segi itu. Pendek kata, kualitas fungsi kotanya buruk," kata Danisworo.

Dia melanjutkan, Jakarta tidak indah karena secara visual semrawut, tidak tertata dengan baik, dan secara visual tidak estetis. Selain itu, tata kotanya sangat membingungkan warganya. 

"Jangan dulu lakukan kajian tata ruang wilayah. Hal-hal yang kecil saja, seperti penunjuk jalan, tempat sampah, dan taman, Jakarta tidak mampu menyediakannya dengan baik," imbuh Danisworo.

Padahal, dia menambahkan, estetika sangat perlu untuk memudahkan dan memperlancar warga, terlebih bagi turis untuk mengeksplorasi tiap sudut kota. "Jalan-jalan di kota ini menjadi tidak efektif dan efisien hanya karena masalah sepele," tandasnya.

Hal berikutnya yang tak kalah krusial disorot oleh Danisworo adalah masalah tata kota dan tata lingkungan. Faktor ini dipandang sangat vital karena menyangkut keberlanjutan pengembangan kota berikut aktivitas fisik warganya.

"Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berkomitmen dengan rencana tata ruangnya, kreatif membuat terobosan-terobosan dan inovasi dalam mengatasi tiga masalah tadi," ucap Danisworo.

TOD

Dia menambahkan, meski demikian, langkah Pemprov DKI Jakarta mempercepat pembangunan mass rapid transit (MRT) patut diapresiasi, walaupun sangat terlambat. Jakarta merupakan kota yang unik. Pasalnya, pembangunan sarana transit dilakukan belakangan.

"Jika kemudian hal itu (transit oriented development atauTOD) yang ditempuh, Jakarta seharusnya juga melakukan perbaikan pada tataran kelompok-kelompok dan wilayah-wilayah kecil dulu sehingga dapat dihubungkan oleh sarana transit tadi menuju pusat. Dengan demikian, sirkulasi lancar dan kepadatan Jakarta tidak lagi terkonsentrasi pada satu titik," kata Danisworo.

TOD yang merupakan pengembangan kawasan berlandaskan transit, imbuh dia, cocok untuk Jakarta. Daerah-daerah TOD akan memiliki kepadatan tinggi. "Orang harus bisa berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat aktivitas. Ini esensi TOD. TOD juga harus multiguna tanpa tergantung pada kendaraan. Namun sebaiknya, sebelum bangun TOD, diperbaiki dulu wilayah-wilayah kecil di sekitarnya," pungkas Danisworo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau