Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Timpang, Infrastruktur Banten Memang Buruk!

Kompas.com - 23/07/2014, 15:52 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Realestate Indonesia (REI) Banten, Soelaeman Soemawinata, menyatakan bahwa Provinsi Banten masih punya potensi sangat tinggi di bidang properti. Sayangnya, buruknya infrastruktur Banten menjadi kendala utama yang membuat pembangunan di provinsi ini tidak merata.

"Peraturan Pemda di sini tidak menjawab dinamika pembangunan yang ada atau dengan kata lain tidak mengikuti zaman. Infrastruktur yang ada juga tidak mendukung," kata Soelaeman di Jakarta, Selasa (22/7/2014) malam. 

Akibatnya, lanjut Soelaeman, kawasan Banten sisi utara lebih maju dibandingkan Banten wilayah selatan yang tertinggal. Pembangunan di utara Banten maju pesat dengan kondisi infrastruktur relatif lebih baik dibandingkan selatan. Selain jalan nasional dan provinsi yang kualitasnya cukup baik, kawasan utara juga memiliki akses jalan tol sepanjang lebih-kurang 145 kilometer, yang menghubungkan Tangerang-Merak dan Merak-Tangerang.

Otomatis, menurut Soelaeman, memadainya infrastruktur menarik minat investor ke Banten utara. Daerah-daerah utara Banten misalnya Cilegon, Serang, dan Tangerang pun menjadi pusat perdagangan dan jasa. Pertumbuhan properti sangat pesat terlihat dari kian banyaknya hunian, pusat perbelanjaan dan jasa yang tumbuh di sepanjang jalan protokol. 

"Tangerang misalnya, karena infrastrukturnya sudah lebih baik, lebih cepat maju dan semakin maju mengikuti perkembangan Jakarta," ujar Soelaeman.

Pusat industri juga tumbuh pesat di kawasan ini. Ada setidaknya 18 kawasan industri di sepanjang pesisir utara, mulai Anyer, Ciwandan, Cigading, Kragilan, Balaraja, Cikupa, Pasar Kemis, hingga Serpong (Baca: Desa Tertinggal Itu Hanya 2 Jam dari Ibukota Jakarta...).

Sementara di wilayah selatan, buruknya akses jalan dan minimnya transportasi mengakibatkan banyak desa terisolasi. Berdasarkan catatan Kompas, beberapa kecamatan desa yang masih terisolasi di wilayah ini adalah Lebak, Panacaran, dan Curunglanglang. Itu belum termasuk dengan Desa Pasirloa, Pasir Lancar, Campakawarna, Kadu Malati, dan Pasirdurung, atau Kecamatan Sindangresmi.

Daerah lain yang terisolasi juga bisa ditemukan di Kecamatan Cibaliung, Sumur, dan Cimanggu di Pandeglang. Adapun di Lebak, sejumlah desa di Kecamatan Panggarangan, Cihara, Cilograng, Cibeber, dan sebagainya. Tak heran, bila daerah selatan Banten masih tetap menjadi kantong kemiskinan.

Soelaeman mengatakan bahwa integrasi pengembangan Infrastruktur dan properti tak bisa ditawar lagi. Saat ini, dalam skala dan ruang lingkup yang jelas diperlukan keterpaduan perencanaan dan kebijakan oleh pemerintah.

"Padahal, Banten punya potensi tinggi karena ada bandara internasional, punya kawasan industri, punya banyak kawasan wisata. Tapi karena infrastrukturnya tidak merata, jadi timpang. Sinergi dengan pemerintah kurang untuk memperbaiki kondisi ini di Banten," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau