Demi Gaya Hidup, Apartemen Makin Digandrungi di Makassar

Hal tersebut diungkapkan Deputy Project Manager Ciputra Group, pengembang Vidaview Apartments, Kris Suyanto, kepada Kompas.com, Kamis (10/7/2014). Menurut Kris, meskipun kebutuhan akan apartemen di Makassar belum setinggi di kota-kota lainnya di wilayah Jadebotabek, namun pasarnya sudah mulai terbentuk.

Terbukti, lanjut dia, menara pertama apartemen Vidaview terserap 95 persen dari 670 unit dan menara kedua 50 persen dari 660 unit. Adapun menara ketiga belum akan dilansir. Pihaknya masih mempertimbangkan rencana perbedaan konsep dari dua menara pertama.

"Menara ketiga bisa jadi lebih eksklusif dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya. Kami akan keep dulu, karena harga terus bergerak naik," tandas Kris.

Kali pertama dilansir pada 2012, Vidaview ditawarkan seharga Rp 12.5 juta per meter persegi atau Rp 278 juta untuk unit terkecil, yakni tipe 21 meter persegi. Saat ini harganya sudah menembus angka Rp 15 juta per meter persegi atau Rp 360 juta per unit untuk tipe yang sama.

"Para pembeli seimbang antara investor dan pengguna akhir dengan komposisi 50:50. Mereka berasal dari Makassar sendiri, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Samarinda, bahkan Medan. Apartemen sekarang sudah menjadi properti gaya hidup yang dilirik warga Makassar sekaligus merepresentasikan gengsi. Jadi, wajar kalau yang beli apartemen telah memiliki hunian sebelumnya," tandas Kris.

Saat ini, menyusul ekspansi Ciputra Group di Makassar adalah Lippo Karawaci. Lippo membesut proyek apartemen dalam proyek multifungsi St Moritz Makassar. Tak tanggung-tanggung, Lippo membenamkan Rp 3.5 triliun untum membangun St Moritz Makassar. Sementara itu, Ciputra menginvestasikan Rp 750 miliar untuk membangun Vidaview. Sebelumnya juga sudah ada Royal Apartments yang dikembangkan pengembang lokal.