Menurut Ketua DPD PHRI Yogyakarta, Istidjab M Danunagoro, penurunan TPK hotel sudah biasa terjadi dan akan terus berlanjut hingga dua atau tiga hari menjelang perayaan Idul Fitri.
"TPK rendah sudah merupakan hal lumrah. Itu karena tradisi masyarakat yang memilih berkumpul bersama keluarga saat Ramadhan. Baru setelah itu, atau menjelang hari Idul Fitri, mereka yang bekerja di Jakarta, Bandung atau kota-kota lainnya, pulang ke kampung halaman dan menginap di hotel," papar Istidjab kepada Kompas.com, Minggu (6/7/2014).
Istidjab memberi contoh, di Grand Quality Hotel, kinerja TPK akan membaik dan mencapai puncaknya pada saat high season dua hari menjelang dan lima hari setelah Idul Fitri.
"Selain keluarga, banyak wisatawan yang memanfaatkan momen tersebut sebagai hari libur. Dan Yogyakarta pada saat itu akan sangat padat. Hotel-hotel di pusat yakni Jl Malioboro saja sudah penuh reservasi pada tanggal-tanggal krusial seperti itu," imbuhnya.
Selain TPK, kata Istidjadb, yang mengalami kemerosotan juga agenda kegiatan meeting, incentives, convention, and exhibition (MICE). Kegiatan MICE anjlok 30 persen hingga 40 persen. Sebaliknya, saat peak season justru bisa luber dengan rerata kinerja mencapai 80 persen hingga 100 persen.