KOMPAS.com - Dunia sudah mengenal arsitek Shigeru Ban yang gesit menyediakan bangunan-bangunan untuk memenuhi kebutuhan korban bencana alam. Namun, belum banyak orang yang mengenal Alastair Pryor, seorang entrepreneur muda asal Australia.
Berbeda dari Ban, Pryor menawarkan pertolongan pertama bagi korban bencana. "Bangunan" buatannya tidak permanen, namun cukup untuk menyediakan privasi dalam keadaan darurat.
Pryor bukan entrepreneur muda biasa. Dia berhasil "mengawinkan" kebutuhan di saat-saat genting dengan celah bisnis. Dia membuat tempat bernaung darurat dari lembaran plastik, yang bisa segera dibangun hanya dalam waktu dua menit. Hasil karyanya ini bisa digunakan oleh korban bencana.
Menurut Pryor, siapa pun bisa membangun tempat perlindungan darurat ini. Bahkan, anak-anak pun bisa membangunnya. "Siapa pun bisa mendirikan naungan-respon-cepat kami dalam dua menit," ujar Pryor penuh percaya diri.
Dalam keadaan terlipat, tempat bernaung sementara ini hanya setebal tiga inchi (sekitar 8 cm) dan memiliki berat hanya 35 pound (sekitar 16 kg). Ukuran tersebut tidak hanya membuatnya mudah didirikan, namun juga mudah didistribusikan ke lokasi-lokasi bencana.
Jika diandaikan satu kontainer pengiriman memiliki panjang 40 kaki (sekitar 12 m), maka sekali pengiriman bisa mendistribusikan 660 unit naungan.
Adapun, plastik yang digunakan untuk membangun naungan-naungan ini cukup tebal. Karena itu, selain relatif aman digunakan oleh korban bencana alam, desainnya pun harus istimewa. Pasalnya, tidak mudah melipat plastik tebal yang terbuat dari polyopropylene tahan sinar ultraviolet.
Tidak hanya tahan panas, naungan-naungan ini tahan air, tahan angin, hangat dalam suhu dingin, dan punya sisten ventilasi sederhana agar penghuninya tidak merasa pengap di dalam ruangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.