Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rumah di Singapura Turun, Tapi Masih yang Termahal!

Kompas.com - 01/07/2014, 13:55 WIB
Latief

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Harga rumah di Singapura pada kuartal ketiga ini berturut-turut turun. Ini merupakan penurunan terpanjang dalam lima tahun terakhir akibat kebijakan pengetatan pada pasar perumahan kedua paling mahal di Asia.

Berdasarkan indeks harga perumahan swasta sampai Senin (30/6/2014) kemarin, harga rumah di Singapura turun 1,1 persen menjadi 209,3 poin dalam tiga bulan ini, menyusul penurunan hingga 1,3 persen dalam periode tiga bulan sebelumnya. Data tersebut dilansir Bloomberg berdasarkan data awal yang dirilis oleh Urban Redevelopment Authority (URA), Selasa (1/7/2014).

Penurunan tersebut diprediksi bisa semakin kuat karena Pemerintah Singapura tengah memperluas kampanye pendinginan harga yang sudah dimulai sejak 2009 lalu. Bahkan, sebuah konsultan realestate Singapura, Chesterton Singapore Pte, meramalkan penurunan harga pada tahun ini akan menyentuh 8 persen.

Pada Juni tahun ini Singapura memang telah membatasi jumlah pinjaman atau kredit individu. Adapun langkah-langkah lain yang dilakukan adalah menerapkan pajak baru dan lebih tinggi untuk uang muka.

"Harga moderasi pada kuartal terakhir ini lebih rendah dari yang diharapkan," kata Donald Han, Managing Director Chesterton Singapore Pte.

"Ini adalah koreksi yang sehat meskipun volumenya telah merosot sejak diambil langkah pengurangan pinjaman tahun lalu," tambahnya.

Harga jatuh

Berdasarkan data Urban Redevelopment Authority (URA), harga apartemen juga dikabarkan turun 1,5 persen pada kuartal kedua lalu setelah meluncur 1,1 persen dalam tiga bulan sebelumnya. Harga turun terutama untuk yang berada di pinggiran kota, yaitu turun 1,1 persen, dibandingkan dengan penurunan 0,1 persen pada kuartal sebelumnya. Adapun harga apartemen di daerah-daerah dekat distrik utama tergelincir 0,6 persen, lebih rendah dibandingkan dengan penurunan 3,3 persen pada kuartal sebelumnya.

Otoritas Keuangan Singapura mengatakan pada Juni tahun lalu, bahwa dalam kerangka pinjaman baru, pemerintah tidak akan mendorong rasio total utang peminjam di atas 60 persen. Seperti pernah diberitakan, bahwa pertumbuhan KPR sebesar 7,6 persen di bulan Mei adalah kecepatan kedua paling lambat sejak Juni 2007.

Sementara itu, Straits Times melaporkan, Singapura akan kehilangan daya saingnya sebagai tujuan investasi jika pemerintah tidak melakukan langkah-langkah pendinginan tersebut. Hal itu mengutip pendapat Kwek Leng Beng, Ketua Eksekutif di City Developments Ltd, pengembang terbesar kedua di negara itu.

Tercatat, harga rumah naik 1,1 persen pada 2013 lalu, dan itu lebih rendah dari kenaikan 2,8 persen pada 2012 dan peningkatan tahunan terkecil sejak 2008 ketika harga turun 4,7 persen. Penjualan rumah Singapura naik pada Mei menjadi 1.470 unit, atau tertinggi dalam hampir satu tahun, dari 749 unit pada bulan April. Penjualan unit perumahan baru swasta mungkin menurun menjadi antara 10.000 dan 12.000 unit tahun ini dari sekitar 16.000 tahun lalu.

Singapura sampai saat ini masih merupakan kota paling mahal untuk membeli sebuah rumah mewah di Asia setelah Hong Kong. Broker properti Knight Frank LLP menyatakan hal itu dalam sebuah laporan kekayaan tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau