Nilai investasi sejumlah itu mereka manfaatkan untuk membangun pabrik yang memproduksi material bangunan alternatif pengganti kayu. Pabrik tersebut berada di kawasan industri Jababeka dan dioperasikan Kamis (19/6/2014).
Kapasitas pabrik perdana seluas 8 hektar ini mampu memproduksi 36.600 ton per tahun untuk satu line produksi atau 183.000 ton per tahun untuk total lima line produksi.
Presiden Direktur PT Conwood Indonesia, Sukit Ngamsangapong, mengatakan, meski baru diresmikan, pabrik tersebut akan berproduksi dengan kapasitas penuh. Pasalnya, kebutuhan material alternatif pengganti kayu sangat besar di Indonesia. Terlebih sektor properti sedang tumbuh positif dan terdapat larangan penggunaan kayu solid terkait kelestarian hutan.
"Pasar Indonesia sangat besar, sehingga kami berani melakukan ekspansi bisnis memproduksi material alternatif pengganti kayu. Karena itu dalam tiga hingga lima tahun ke depan, kami menargetkan dapat menguasai pangsa pasar hingga 20 persen. Tahun pertama mungkin masih moderat sekitar 5 persen," ujar Sukit.
Produk Conwood terbuat campuran semen sebanyak 70 persen dan serat selulosa 30 persen yang dihasilkan melalui proses ramah lingkungan.
Produk ini, kata Commercial Director PT Conwood Indonesia, Chitpan Tandavanitj, dapat digunakan di berbagai aplikasi seperti lisplank, plafon, dinding, lantai, dan aplikasi dekoratif lainnya dalam rumah tinggal, perkantoran, hotel maupun ruang komersial lainnya.
"Harga Conwood lebih murah 30 persen ketimbang kayu solid kualitas premium. Jadi, selain ramah lingkungan karena nihil konsumsi kayu, juga hemat anggaran," imbuh Chitpan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.