Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 11/06/2014, 17:50 WIB
Penulis Tabita Diela
|
EditorLatief

FCL, bersama rekanan peneliti dari REHAU Jerman, Dr. Dragan Griebel, menemukan bahwa dari 54 negara di Benua Afrika, hanya dua yang mampu memproduksi baja. Sementara itu, 52 negara lainnya harus berkompetisi dalam pasar dunia untuk memperoleh baja.

Memang, meskipun berbiaya tinggi dan sulit diperoleh, negara-negara tersebut tetap berjibaku mencari baja untuk membangunan lantaran baja seolah tidak tergantikan. Ternyata, hasil penelitial FCL berkata lain.

Luca Tetton Halaman di sisi rumah, antara kolam kecil dan volume utama rumah. Rumah bernuansa bambu ini berada di Filipina.

"Namun, baja bukannya tidak bisa digantikan. Ada material alternatif lain yang tumbuh di zona tropis planet kita, sebuah area yang secara kebetulan dekat dengan negara berkembang, yaitu bambu," ujar keterangan FCL dalam situs resminya.

Bambu tidak hanya mudah ditemukan dan jumlahnya masih banyak tersedia. Bambu juga sangat tangguh. Karena itu, bambu punya potensi sebagai pengganti ideal di lokasi-lokasi yang tidak mampu memproduksi baja. Di antara material potensial lain, misalnya kayu, bambu cenderung lebih unggul.

Berbeda dari kayu, bambu lebih tipis dan kopong. Bambu yang fleksibel bisa bergerak mengikuti tiupan angin. Karena itu, bambu lebih unggul dari kayu.

Sayangnya, sejauh ini bambu belum bisa begitu saja digunakan sebagai tulangan dalam beton. Masih ada proses penelitian dan pengembangan yang harus kembali dilakukan.

Kontraksi dan ekspansi bambu, misalnya, membuat bambu belum bisa digunakan. Kedua hal ini terjadi karena perubahan temeratir dan penyerapan air. Sejauh ini, satu tim yang berisi peneliti muda dalam FCL masih bekerja untuk mengeksplorasi potensi bambu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+