Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kawasan Prospektif untuk Pengembangan Hotel

Kompas.com - 13/05/2014, 15:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkonsentrasinya pembangunan fasilitas akomodasi di dua kawasan utama yakni Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, membuat kawasan lainnya sangat prospektif untuk pengembangan perhotelan.

Terdapat tiga kawasan potensial dengan masa depan cerah yakni koridor Cawang (Gatot Subroto-MT Haryono) Jakarta Timur, Puri Indah (Jakarta Barat) dan koridor Simatupang di Jakarta Selatan.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Krishnadi, ketiga kawasan tersebut mengalami perkembangan dinamis, ditandai pembangunan properti jenis perkantoran dan apartemen.

"Saya perkirakan, kebutuhan hotel dan fasilitas akomodasi lainnya akan tumbuh seiring dengan perkembangan kawasan yang berubah menjadi pusat pertumbuhan bisnis baru. Banyak perusahaan yang membuka kantornya di ketiga kawasan tersebut, sehingga mobilisasi karyawan setingkat manager akan sangat tinggi dan membutuhkan tempat transit," urai Krishnadi kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2014).

Data Cushman and Wakefield Indonesia menguatkan sinyalemen tersebut. Koridor Cawang, Puri Indah, dan Simatupang punya potensi dan nilai tambah yang tidak dimiliki kawasan lainnya. Ketiganya terhubung jaringan transportasi dengan beban angkutan massal, dan juga jaringan infrastruktur tol dalam kota serta tol lingkar luar Jakarta. 

Di koridor Cawang, banyak bermukim perusahaan-perusahaan dengan basis perbankan, keuangan (kantor cabang), asuransi, konsultan, manufaktur dan distributor. Mereka menempati perkantoran-perkantoran eksisting. Ceruk pasar perhotelan di kawasan ini bakal meluas saat beberapa pengembangan utama seperti perkantoran WIKA, Gayanti City, Soho Pancoran T Tower, tuntas dikerjakan.

Sementara di Puri Indah, terdapat St Moritz Office Tower dan Puri Indah Financial Tower serta beberapa perkantoran lainnya yang merupakan pasar potensial bagi sektor perhotelan. Di gedung-gedung kantor tersebut telah banyak perusahaan yang memberikan konfirmasi untuk membuka usahanya seperti industri kimia, manufaktur, perbankan, jasa keuangan dan perdagangan umum.

Berikutnya adalah kawasan Simatupang. Dengan pembangunan gedung perkantoran yang demikian padat, sekitar 10 proyek yang sedang dibangun, kebutuhan perhotelan di kawasan ini sudah sangat mendesak. Hotel esksisting macam Mercure Simatupang, dan kelak Aston Simatupang diprediksi belum dapat mengakomodasi kebutuhan pasar.

"Perusahaan pertambangan, minyak dan gas, kontraktor, dan perusahaan terkait baik skala ansional maupun multinasional biasanya menempatkan karyawan dari mancanegara maupun luar kota di hotel-hotel representatif. Ini kesempatan luas buat para pengembang membangun hotel di kawasan Simatupang," tandas Krishnadi.

Selain itu, lanjutnya, membangun hotel di ketiga koridor ini lebih murah dan menguntungkan. Pasalnya, harga lahan relatif lebih rendah ketimbang di Jakarta Pusat. "Dengan nominal yang sama, katakanlah Rp 250 miliar untuk membangun hotel ekonomi di Jakarta Pusat, bisa dialokasikan membangun hotel klasifikasi bintang 4 di Jakarta Timur atau Selatan," imbuh Krishnadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com