Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LTV Tak Efektif Kendalikan Praktik Spekulasi Properti

Kompas.com - 12/04/2014, 14:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pembatasan yang diberlakukan Bank Indonesia melalui loan to value (rasio kredit terhadap aset) ternyata tak berpengaruh terhadap praktek investasi dan spekulasi atas apartemen.

Hingga kuartal I 2014, dari total 141.492 unit pasokan apartemen eksisting, sebanyak 94 persen ludes terjual. Sementara itu, untuk apartemen yang masih dalam tahap konstruksi dan dijadwalkan kelar pada 2017 mendatang, tingkat serapan pasarnya sudah mencapai 70 persen dari total 62.197 unit. Dari jumlah unit-unit terjual tersebut, separuhnya dibeli oleh para investor dan sisanya pengguna akhir (end user).

Fakta yang diungkapkan Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, saat paparan Jakarta Market Outlook, pada Senin (7/4/2014) tersebut dikuatkan pendapat Ketua APERSSI (Asosiasi Perhimpunan penghuni Rumah SuSun Indonesia) Ibnu Tadji.

Ibnu memberikan konfirmasi seputar praktek spekulasi dan aktivitas investasi yang terus berlangsung atas apartemen komersial dan apartemen subsidi, meskipun LTV sudah diberlakukan dan Undang-Undang (UU) Nomor 20/2011 diterbitkan.

Kedua regulasi tersebut bertujuan untuk mengekang praktik spekulasi dan investasi berlebihan. Bahkan, UU Nomor 20/2011 dengan tegas melarang memindahtangankan unit-unit rusun subsidi yang dibeli dengan memanfaatkan fasilitas kemudahaan dari pemerintah.

"Setiap pembeli dilarang memindahtangankan rusun kepada orang lain setelah jangka waktu 20 tahun," ujar Ibnu kepada Kompas.com, Jumat (11/4/2014).

Tapi, pada kenyataannya, praktek spekulasi dengan memborong banyak apartemen untuk dijual kembali, terus berlangsung. Bahkan, saat rusun subsidi tidak tersedia lagi, praktek jual beli di bawah tangan ini semakin merajalela, selama masih dalam proses PPJB (Perjanjian Pengikatan Jual Beli) atau belum AJB (Akta Jual Beli).

"Saya tidak menampik bahwa aturan LTV yang diterbitkan Bank Indonesia bisa mencegah spekulasi. Tapi kenyataannya, LTV hanya beberapa bulan bisa efektif. Sekarang ini efektivitasnya kurang tampak karena investasi rusun hasilnya lebih besar dari bunga bank. Keuntungannya bisa mencapai 50 hingga 100 persen," jelasnya.

Untuk itu, usulnya, pemerintah perlu melarang investasi. Sekarang baru loan engineering. Ke depan dia kurang yakin LTV atau regulasi lain bisa mengekang praktek spekulasi.

"Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) harusnya membuka mata. Pelaku spekulasi, perlu dibatasi dan diatur dalam perangkat hukum UU Rusun," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com