Menurut hasil riset STR Global, hingga Maret lalu, RevPAR perhotelan Dubai meningkat 2,8 persen menjadi rerata 950 dirham atau ekuivalen dengan Rp 2,9 juta per kamar.
Pertumbuhan RevPAR tersebut dipicu oleh tingkat kebutuhan yang nyaris melampaui pasokan. Kebutuhan melonjak 6,2 persen, sedangkan pasokan baru hanya 7,4 persen. Tarif kamar harian (average daily room/ADR) juga bergerak positif sebesar rerata 1.089 dirham atau setara Rp 3,3 juta per malam.
Direktur Pelaksana STR Global, Elizabeth Winkle mengatakan, saat kebutuhan tumbuh menguat, tidak disertai dengan kenaikan pasokan baru.
"ADR meningkat namun pertumbuhan ini menyebabkan tingkat penghunian kamar menjadi negatif. Secara keseluruhan performa RevPAR membuat sektor perhotelan Dubai sangat positif," ujar Winkle.
Di Dubai sendiri saat ini terdapat banyak pengembangan hotel baru skala besar, seiring meningkatnya industri pariwisata dan aktivitas bisnis. Lonjakan turis mancanegara terjadi berkat spot-spot wisata menarik seperti Burj Khalifa.
Dek observasi menara setinggi 823 meter ini dikunjungi turis asing sebanyak 600.000 orang sampai akhir 2013, atau meroket 13 persen dari tahun sebelumnya.