Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Woodland Park", Kisah Muram di Kemewahan Silicon Valley...

Kompas.com - 07/04/2014, 13:04 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com — Virginia Valencia (32) menerima upah 12 dollar AS per jam di kantin kantor pusat Tesla Motors Inc (TSLA) di Palo Alto, California. Di situ Valencia bekerja melayani sarapan para staf dan miliarder pendiri Elon Musk.

"Dia lebih suka jus daripada kopi," kata Valencia.

Seusai bekerja, ibu tiga anak ini pulang ke satu unit sewaan di apartemen tempatnya berjuang untuk bisa tetap hidup di East Palo Alto, Woodland Park. Ruang apartemen itu adalah satu dari 1.811 unit apartemen yang dibelinya pada 2011 dari perusahaan pengembang Equity Residential.

Equity Residential didirikan oleh pengusaha real estate Sam Zell. Zell memiliki lebih dari 70 persen apartemen dan itu satu-satunya yang ada di kota antara San Francisco dan San Jose yang disewakan.

Valencia mengaku telah berjuang untuk tidak tergusur dari apartemen tersebut, menyusul jatuh tempo pembayaran uang sewa apartemennya sebesar 1.064 dollar AS pada November lalu. Tentu saja, Valencia bukan satu-satunya keluarga miskin yang hidup di situ.

Setiap bulan, sebanyak 300 warga Woodland Park menerima pemberitahuan dari Equity Residential bahwa mereka memberi waktu tiga hari untuk membayar atau mengosongkan rumah mereka. Hal itu diungkapkan seorang karyawan yang tengah dalam proses gugatan.

"Saya sendiri, dan saya tidak punya keluarga," kata Valencia, yang bekerja untuk sebuah kontraktor layanan makanan.

"Sepertinya mereka itu tidak ingin kita di sini," tambahnya.

Lonjakan harga

East Palo Alto adalah surga terakhir dari kompleks perumahan dengan harga sewa terendah di kawasan mewah yang penuh dengan perusahaan-perusahaan top dunia berdiri. Sebutlah, misalnya Tesla, Facebook Inc (FB), dan Google Inc (GOOG) berdiri di kawasan itu dan telah mencetak setidaknya dua lusin miliarder dan ribuan jutawan.

Woodland Park sendiri masuk kawasan Silicon Valley. Ini merupakan kawasan yang menjadi tempat hidup para koki, tukang sapu, atau pembantu rumah tangga. Mereka bekerja untuk bisa bertahan di rumah mereka akibat biaya sewa yang terus melambung, sementara besaran upah masih stagnan.

Sangat sulit bagi orang-orang seperti Valencia bisa menemukan perumahan yang harganya terjangkau. Tak heran, komunitas "orang kecil" di Woodland Park ini perlahan menghilang.

Bisa dikatakan, satu dari empat penyewa sekarang ini menghabiskan lebih dari setengah pendapatan mereka hanya untuk biaya perumahan. Demikian menurut laporan Universitas Harvard bersama Pusat Studi Perumahan tahun lalu.

"Ini mencerminkan perbedaan besar antara biaya untuk menyediakan rumah dan apa yang didapatkan orang-orang berpenghasilan rendah itu," ujar Christopher Herbert, Direktur Riset, tersebut.

Berdasarkan penelitian Axiometrics Inc, yang berbasis di Dallas, Texas, permintaan perumahan sewa telah meningkat, terutama setelah sekitar 5 juta pemilik rumah kehilangan rumah mereka akibat penyitaan sejak 2008 lalu. Biaya sewa di AS pun meningkat 16 persen dalam lima tahun terakhir ini.

Lonjakan harga sewa paling tinggi terjadi di Silicon Valley, sebuah kawasan yang menjadi tempat berkembangnya teknologi dan memicu pertumbuhan ekonomi dan nilai properti lebih tinggi. Di Palo Alto, harga sewa melonjak lebih dari 45 persen dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata biaya sewa sebesar 2.604,69 dollar AS pada Februari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau