Pendapat tersebut diperkuat oleh M Harrys H, tim pemasaran PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang menangani superblok The St. Moritz Makassar Penthouse and Residences. Menurut Harrys, potensi properti kelas premium di Makassar semakin menarik seiring meningkatnya pertumbuhan kelas menengah di kota itu yang mencapai 20 persen.
Berdasarkan data penjualan apartemen di tower pertama di superblok ini, lanjut Harrys, sebanyak 75 persen atau 225 unit apartemen sudah terjual dari 300 unit yang ditawarkan. Harga per unit di apartemen ini dibanderol mulai Rp 750 juta sampai Rp 1,5 miliar.
"Untuk tower dua akan mulai dipasarkan pada semester dua nanti. Itu juga sekitar 400 unit. Rencananya jumlah untuk menara 3 juga 400 unit. Jadi, totalnya nanti 1.100 unit dan kami targetkan 3 tahun selesai. Apapun kalau segmen produknya pas di sini pasti dibeli. Superblok itu kan masih hal baru di sini, ada apartemen, mal, hotel, rumah sakit dan lain-lainnya di satu proyek. Ini sudah jadi kebutuhan di tengah kota," kata Harrys.
Product Manager The St. Moritz Makassar Penthouse and Residences, Tenri Awaru P Soekarno, menambahkan daya beli konsumen di Makassar sangat tinggi. Untuk mendorong daya beli itu, pihaknya membuka kesempatan mengikuti program Priority Pass/NUP senilai Rp 10 juta atau refundable yang diluncurkan sejak November 2013 lalu.
"Ini banyak dimanfaatkan investor untuk memilih unit yang diharapkan dan bisa mendorong return maksimal bagi mereka," ujar Tenri.
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, para pengembang properti yakin, ke depan Makassar semakin tumbuh sebagai magnit ekonomi di kawasan Indonesia Timur. Pertumbuhan ekonomi Makassar yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai rerata 8,5 persen per tahun, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Nasional yang sebesar 5,9 persen.
Hal tersebut mengindikasikan besarnya potensi Makassar untuk menarik lebih banyak lagi investasi, khususnya investasi sektor properti perumahan (landed house), apartemen, hotel, dan pusat belanja. Tak heran, pengembang besar seperti LPKR, Ciputra dan APLN mengincar kawasan ini sebagai ekspansi bisnisnya di kawasan timur Indonesia.