Pada proyek ini Samsung bertindak sebagai kontraktor, dan PT PP sebagai subkontraktor. Lingkup pekerjaannya antara lain room stock pile, overland conveyor (OLC) for transporting coal from ROM, port loading facilities to ship, unloading facilities for continuous barge unloader (CBU), dan Power Plant berkapasitas 2 x 10 MW.
"Terminal coal itu akan menghasilkan batu bara hingga 20 juta ton per tahun," kata I Wayan Karioka, Direktur Teknik & Pemasaran PTPP, di Kantor Pusat PT PP, Jakarta, Senin (24/2/2014).
Sebelumnya, menurut Iwan, PT PP pernah mengerjakan proyek sejenis, yaitu proyek pembangunan Line Conveyor di Cilegon, Banten, senilai Rp 126 miliar. Waktu pelaksanaan proyek tersebut selama 7 (tujuh) bulan. Selain itu, PT PP juga mngerjakan proyek Jetty Barge Loader & Conveyor Jembayan senilai Rp 167 miliar yang berlokasi di Kalimantan Timur.
Sampai Januari 2014 lalu, PT PP telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 930 miliar, antara lain Wang Residence Citicon di Jakarta senilai Rp 400 miliar, Sawangan Mall di Depok senilai Rp 290 miliar, Christian Center Nunukan di Kalimantan Utara, dan RSUD Balikpapan di Kalimantan Timur.
Wayan mengatakan, tahun ini PT PP menargetkan kontrak baru sebesar Rp 24 triliun atau 122,55 persen dari realisasi perolehan 2013 lalu sebesar Rp 19,58 triliun. Angka tersebut belum termasuk carry over tahun 2013 sebesar Rp 21,93 triliun.
Sebagai perusahaan terbuka, selain masuk dalam indeks KOMPAS 100, saat ini PT PP juga masuk ke dalam indeks saham LQ45. Indeks saham LQ45 terdiri dari 45 saham perusahaan yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria yang sudah ditentukan dan direview setiap 6 (enam) bulan sekali.
Tahun ini, perusahaan konstruksi dan investasi pelat merah tersebut menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 446 miliar jauh lebih tinggi dari realisasi 2013 sebesar Rp 202 miliar. Sumber pendanaan capex berasal dari cadangan modal dan sisa dana IPO.
Adapun aksi korporasi yang akan dilakukan tahun ini meliputi akuisisi perusahaan peralatan, yaitu PT Prima Jasa Aldodua yang bergerak di bidang peralatan berat, persiapan IPO PT PP Properti yang direncanakan masuk bursa pada 2015, pengembangan organisasi operasi wilayah Indonesia Timur, serta penambahan pabrik pracetak milik PT PP Pracetak di Sadang, Jawa Barat.
"Pabrik pracetak akan mulai berproduksi pada triwulan III tahun ini," ujar Wayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.