Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dingin Menggigit, Gedung Hemat Energi Malah Membahayakan?

Kompas.com - 24/02/2014, 11:20 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Adanya gedung hemat energi pada musim dingin berkepanjangan di New York, Amerika Serikat, justeru dianggap menjadi blunder bagi penduduk kota itu. The Guardian melaporkan, udara dingin yang membentuk potongan-potongan es tajam di puncak pencakar langit bisa membahayakan pejalan kaki. 

"Gedung pencakar langit hemat energi menyimpan lebih banyak panas di dalam. Artinya, di luar semakin dingin dan memungkinkan terbentuk lebih banyak salju dan es," ujar insinyur Roman Stangl, pendiri firma konsultasi Kanada Northern Microclimate di Cambridge, Ontario.

Selama ini Stangl membantu pengembangan hal-hal yang bisa mengurangi formasi es di permukaan gedung. Dia mengembangkan bentuk pencakar langit dengan sudut landainya, bahkan lewat penggunaan warna gelapnya, mampu menyimpan lebih banyak sinar matahari.

Selain dengan beberapa cara konvensional itu, menurut Stangl, teknologi canggih bisa digunakan untuk meminimalisir pembentukan es. Contohnya menara observasi Skytree di Tokyo yang menggunakan pemanas di permukaan kaca untuk melelehkan es.

Namun, tragedi sudah terjadi. Seperti dilansir The Guardian, jalanan di sekitar gedung World Trade Center 1 di New York ditutup. Gedung setinggi 541,3m itu berpotensi menjatuhkan es ke pejalan kaki. Meskipun terdengar sepele, jatuhnya es dari ketinggian ratusan meter mampu mengubah es menjadi proyektil mematikan berkecepatan 160,9km/jam.

Selain di sekitar World Trade Center 1, seorang pejalan kaki di New York Barry Negron juga melihat es menggantung di bangunan empat lantai dekat Rockefeller Center. Dia berusaha memperingatkan para pejalan kaki lain, karena dia sendiri sudah terhantam potongan es sebesar bola sepak tajam di kepalanya. Akibatnya, Negron membutuhkan 80 jahitan di wajahnya setelah kejadian itu.

"Saya panik, karena saya melihat banyak darah di tangan saya," ujar Negron.

Saat itu, ketika terbaring di trotoar, Negron mendengar dua perempuan muda berteriak menyaksikannya bersimbah darah.

Rupanya, kejadian seperti itu juga terjadi di St Petersburg, Rusia. Belasan orang terluka, bahkan sebagian meninggal karena kejatuhan es. Di Dallas, Chicago, dan berbagai kota lain di AS pun mengalami hal serupa.

Menurut arsitek Chris Benedict, hal ini terjadi di seantero AS, bahkan di seluruh dunia, tepatnya di kawasan yang dihantam cuaca dingin.

"Salju mulai mencair, airnya mulai menetes, membentuk potongan-potongan es yang semakin besar, dan bisa jatuh dari gedung pencakar langit," ujar seorang meteorologis dari National Weather Service di New York, seperti dikutip The Guardian.

"Waspadalah dengan sekeliling Anda," ujarnya.

"Jika Anda melihat es menggantung dari gedung, temukan rute lain. Jangan berjalan di bawah es menggantung".

Saat ini, Pemerintah New York pun sudah bergerak. Department of Buildings kota tersebut sudah menerbitkan edaran yang meminta pemilik gedung membersihkan tumpukan salju. Pemerintah setempat juga mengancam akan memberikan denda hingga 1.000 Dolar AS jika pemilik gedung gagal melaksanakan hal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau